Pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi
kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah satu dari strategi
global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
II. Pembahasan
Tujuan pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan
masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2007). Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan
meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap tujuan
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk:
· Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat.
· Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka.
· Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku sehat.
Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila:
1) Mereka
mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan
makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang
menimbulkan gangguan kesehatan.
2) Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan menggali potensi-potensi masyarakat setempat.
3) Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.
4) Mampu
meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui
berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi
dan sebagainya.
Prinsip pemberdayaan masyarakat
1) Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.
2) Mengembangkan gotong-royong masyarakat.
3) Menggali kontribusi masyarakat.
4) Menjalin kemitraan.
5) Desentralisasi.
Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat
1) Memfasilitasi
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program
pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian
masyarakat.
2) Memberikan
motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan
kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program
tersebut.
3) Mengalihkan
pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan
melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.
Ciri pemberdayaan masyarakat
1) Community leader:
petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau
pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala adat, ustad, dan
sebagainya.
2) Community organization: organisasi
seperti PKK, karang taruna, majlis taklim, dan lainnnya merupakan
potensi yang dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya pemberdayaan
masyarakat.
3) Community Fund: Dana
sehat atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang
dikembangkan dengan prinsip gotong royong sebagai salah satu prinsip
pemberdayaan masyarakat.
4) Community material : setiap
daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi pelayanan kesehatan. Misalnya, desa dekat kali pengahsil
pasir memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk memudahkan
akses ke puskesmas.
5) Community knowledge: pemberdayaan bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang menggunakan pendekatan community based health education.
6) Community technology: teknologi
sederhana di komunitas dapat digunakan untuk pengembangan program
kesehatan misalnya penyaringan air dengan pasiratau arang.
Masalah teoretis kunci
Pertanyaan yang harus diajukan dalam pendekatan pemberdayaan masyarakat di dalam promosi kesehatan adalah:
Pertama,
siapakah masyarakat yang menjadi konteks program ; Pengenalan karakter
masyarakat ini penting dan dilatar belakangi oleh bukti-bukti bahwa
masyarakat bersifat heterogen dan memiliki energi, waktu, motivasi, dan
kepentingan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam sebuah kasus
promosi kesehatan, terdapat lokasi-lokasi tertentu yang tidak memiliki
ketua RT, misalnya di perumahan yang penghuninya baru pulang setelah jam
8 malam. Dapat diperkirakan bahwa rencana program penyuluhan secara
oral kepada mereka akan sulit dilaksanakan. Dengan demikian, pendekatan
lain bisa dilakukan misalnya melalui situs jika mereka mudah mengakses
internet, atau menggunakan fasilitas mobile messaging.
Pertanyaan kedua berkaitan dengan faktor-faktor
apa saja yang sekiranya dapat mempengaruhi pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan penelitian Laverack, faktor-faktor tersebut antara lain
partisipasi, kepemimpinan, analisis masalah, struktur organisasi,
mobilisasi sumber daya, link (tautan) terhadap yang lain, manajemen program, dan peran dari pihak luar.
Pertanyaan ketiga adalah apakah pemberdayaan masyarakat ini merupakan proses atau merupakan outcome.
Dalam hal ini, banyak literatur yang menyebutkan bahwa jawabannya
adalah bisa kedua-duanya. Hampir semua bersepakat bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah proses yang dinamis dan melibatkan berbagai hal,
seperti pemberdayaan personal, pengembangan kelompok kecil yang
bersama-sama, organisasi masyarakat, kemitraan, serta aksi sosial
politik. Sebagai outcome, pemberdayaan merupakan perubahan pada individu maupun komunitas yang bersifat saling mempengaruhi.
Indikator hasil pemberdayaan masyarakat
1) Input, meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2) Proses,
meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi pelatihan yang
dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, dan
pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
3) Output,
meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya
masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan
perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki
usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum
di masyarakat.
4) Outcome
dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam menurunkan
angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan
status gizi masyarakat.
III. Kesimpulan
Pemberdayaan
masyarakat merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan yang
bertujuan untuk memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan status kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan
prinsip pemberdayaan dimana petugas kesehatan berperan untuk
memfasilitasi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, kemauan dan
kemampuannya untuk memlihara dan meningkatkan status kesehatannnya.
Referensi
Marasabessy, N.B,. (2007). Program pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pemberantasan malaria di kabupaten Maluku tengah.pdf. Universitas Gadjah Mada.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Wass, A. (1995). Promoting health: the primary health approach. Toronto: W.B. Sanders.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar