Jumat, 12 Oktober 2012

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG



SCIENCE STUDY NURSING PROGRAM FACULTY OF SCIENCE NURSINGISLAMIC UNIVERSITY OF SULTAN AGUNG
SEMARANG

Sukardjo,SKM,M.Kes,Rita Kartika Wati,SKM,M.Kes,
Moh AbdulRouf,Skep,Ners,Rahmatika Hidayati

Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

ABSTRAK
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
xvii + 61 hal + 9 tabel + 2 bagan + 10 lampiran

Latar Belakang: Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan. Tentunya sebagai penyedia jasa dibidang kesehatan setiap rumah sakit dituntut untuk mengutamakan pelayanan keperawatan yang bermutu bagi setiap konsumennya. Setiap rumah sakit harus meningkatkan penampilan masing-masing secara terencana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat agar dapat terus berkembang. Peningkatan mutu sebagai salah satu upaya merupakan tujuan dasar dari pelayanan kesehatan, yakni melindungi pasien, tenaga kesehatan, dan organisasi tersebut sehingga kepuasan pasien dapat meningkat.
Metode Penelitian: Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang). Data yang diperoleh berupa data primer dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya sebanyak 88 responden. Cara pengambilan sampel total populasi pada bulan januari 2012 sebanyak 777 orang. Dari jumlah total populasi didapatkan sampel penelitian sebanyak 264 responden yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 264 responden penelitian menunjukan 260 responden (98,5%) mengatakan mutu pelayanan keperawatan baik, 4 responden (1,5%) mengatakan mutu pelayanan keperawatan cukup, sebanyak 167 responden (63,3%) mengatakan puas, 95 responden (36,0%) mengatakan sangat puas, dan 2 responden (0,8%) mengatakan biasa. Didapat p-value 0,000 dan r sebesar 0,549.
Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang dengan arah hubungan yang positif.

Kata kunci: mutu pelayanan keperawatan, kepuasan pasien
Daftar pustaka: 24 (2003-2011)

ABSTRAK
Relationship Nurses quality servis with patients hospitalized satisfaction in islamic hospital Sultan Agung Semarang
xvii + 61 page + 9 table + 2 bagan + 10 lampiran

BACKGROUND : the hospital is a place to make effords improve health, prevent, and cure disease, and restore health. As a provider of health care service in every hospital is required to give priority to quality nursing services for each consumer. Every hospital must improve their performances are planned in accordance with the needs and demands of society in order to continue to grow. Quality improvement as one of the efforts is basic objective of health service, which protect patient , healthcare workers, and organizations so that can increase patient satisfaction.
METHODS : this study forms using cross sectional approximation (cross-sectional). The data obtained in the form of primary data, collection techniques data, using questionnaires that have been tested by validity and reliability as many as 88 responden. Way of sampling the total population in month Januari 2012 as many as 777 people. From a total population obtained sample of research as many as 264 respondents according to criteria research.
Result of Research : based on the analysis results obtained that from 264 respondents showed 260 respondents (98,5%) said the good quality of nursing services, 4 respondents (1,5%) said the quality of nursing services sufficient, as many as 167 respondents (63,3%) say satisfied, 95 respondents (36,0%) said it was satisfied, and 2 respondents (0,8%) said ordinary. Obtained p-value of 0,000 and r 0,549.
Conclusion: there is a significant relationship between the quality of nursing services to the satisfaction of patients hospitalized at the RSI Sultan Agung, Semarang with a positive direction.

Key words: quality of nursing services, patient satisfaction
References: 24 (2003-2011)









PENDAHULUAN
Mutu pelayanan kesehatan selalu merupakan bahan kajian dan penelitian para ahli diberbagai negara di dalam GBHN 1993, dinyatakan bahwa dalam Pelita V, kebijakan sektor kesehatan antara lain meliputi atas pembangunan kesehatan dan peningkatan perbaikan kesehatan masyarakat, serta mutu pelayanan kesehatan.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang ada di rumah sakit yang sangat berperan penting dalam mewujudkan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan. Pada standar jaminan mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus menerus melibatkan pengendalian mutu di rumah sakit.
Mutu merupakan proses perbaikan yang berkelanjutan (Al-Assaf, 2003). Mutu pelayanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Profesional pelayanan keperawatan, baik perorangan ataupun kelompok, harus selalu berupaya memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik mutunya kepada semua pasien tanpa kecuali (Pohan, 2007).
Survei kepuasan pasien menjadi penting dan perlu dilakukan bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain. Kemauan/keinginan pasien atau masyarakat dapat diketahui melalui survei kepuasan pasien. Pengalaman membuktikan bahwa transformasi ekonomi pasti akan mengubah keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan  (Pohan, 2007).
Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan. Masyarakat telah menganggap bahwa rumah sakit adalah harapan terakhir bagi orang yang sedang sakit. Bahkan ada sebagian mayarakat yang berperilaku untuk segera berobat ke rumah sakit hanya jika mereka menderita suatu penyakit tertentu. Peningkatan mutu sebagai salah satu upaya merupakan tujuan dasar dari pelayanan kesehatan, yakni melindungi pasien, tenaga kesehatan, dan organisasi tersebut (Satrianegara dan Saleha, 2009).
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang beralamat di Jalan Raya Kaligawe km 4 Kota Semarang, adalah sebuah Rumah Sakit yang terkemuka dalam pelayanan kesehatan yang merupakan pelaksana teknis umum yang bernaung di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung.
RSI Sultan Agung berdiri tahun 1970 yang menyediakan pelayanan untuk poliklinik umum, kesehatan ibu dan anak, dan kesehatan masyarakat sekitar. Pada tanggal 23 Oktober 1973 Rumah Sakit ini di resmikan sebagai Rumah Sakit Umum berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor I 024/Yan Kes/I.O.75. Pada tanggal 23 Oktober 1975 RSI Sultan Agung diresmikan sebagai Rumah Sakit Tipe C, kemudian pada tanggal 02 Oktober 2010  diresmikan menjadi Rumah Sakit tipe B yang ditandai dengan keluarnya sertifikat dari Departemen Kesehatan RI yang bernomor YM.01.10/III/1656/10. Di dalam sertifikat itu Depkes RI menyatakan Rumah Sakit Islam Sultan Agung telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang meliputi 16 bidang, yaitu : Administrasi Medis, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis, Farmasi, Pelayanan Peristi, Pelayanan Infeksi Nosokomial, Pelayanan Gizi, K3, Pelayanan Kamar Operasi, Radiologi, Pelayanan Darah, Rehabilitasi Medik, Keperawatan dan Laboratorium (http://rsisultanagung.co.id). Sekarang ini Rumah Sakit Islam Sultan Agung juga sebagai Teaching Hospital yaitu sebuah konsep yang mengarahkan Rumah Sakit Islam Sultan Agung untuk menjadi pusat pendidikan.
Berdasarkan data yang didapat dari tim GKM (Gugus Kendali Mutu) tentang “Laporan Pelaksanaan Evaluasi Penerapan Standar Evaluasi Asuhan Keperawatan Periode Januari s/d Desember 2011 RSI Sultan Agung Semarang” yang telah menggunakan kuesioner sebagai alat ukur peningkatan Mutu Asuhan Keperawatan pada Pasien Rawat Inap dengan hasil penilaian dalam studi dokumentasi (Instrument A) dengan jumlah rekam medik 960 berkas RM hasil yang dicapai nilai rata-rata rumah sakit 88,40 %, pencapaian rata-rata ruangan 88,40 %, dan dari aspek yang dinilai terdapat nilai tertinggi pada catatan keperawatan 90,94 %, sedangkan nilai terendah pada perencanaan 86,81 %. Penetapan nilai tiap aspek yang dinilai yaitu 6 aspek : pengkajian 88,22 %, diagnosa keperawatan 88,54 %, perencanaan keperawatan 86,81 %, tindakan keperawatan 87,96 %, evaluasi 87,90 %, dan catatan keperawatan 90,94 %.
Penyebaran angket (Instrument B) dengan jumlah responden 960 responden nilai persepsi pasien / bagian untuk RSI Sultan Agung 86,19 % responden, untuk kesan 82 % responden umumnya baik dan memuaskan, sedangkan untuk  saran  65 % responden menyarankan pelayanan ditingkatkan, dan 35 % responden menyarankan sikap baik perawat ditingkatkan.
Observasi tindakan keperawatan (Instrument C) dengan jumlah kegiatan 35 kegiatan terdapat nilai tertinggi 100 % yaitu memberi nebulizer, memberi oksigen binasal, dan menghitung balance cairan, nilai terendah 32,06 % yaitu memasang transfusi darah, nilai rata-rata 90,28 %, nilai rata-rata tertinggi untuk semua tindakan adalah 96,74 % terdapat pada ruang kamar bayi, dan nilai rata-rata terendah adalah 81,70 % terdapat pada ruang kamar bersalin (VK).
Rentang kendali (pencapaian nilai rata-rata RS) yaitu nilai rata-rata rumah sakit adalah 88, 29 %, nilai tertinggi 95,36 % terdapat di ruang kamar bayi, dan nilai terendah 81,65 % terdapat di ruang ICU.
Sesuai latar belakang diatas dan mengingat perawat adalah petugas yang selalu berinteraksi dengan pasien, serta memiliki peran dalam pelayanan keperawatan. Maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rawat Inap RSI Sultan Agung Semarang.

METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dimana peneliti berupaya mencari hubungan antara variable. Adapun bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat tanpa ada follow-up (Nursalam, 2003). Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel independent) dihubungkan dengan penyebab  (variabel dependen).
Responden dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang yang berusia lebih dari 17 tahun, rawat inap minimal 2 hari Populasi berumlah 777 orang pada bulan Januari 2012, responden berumlah 264 orang, dan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 .
Instrumen penelitian yang digunakan berupa alat ukur kuesioner tentang mutu pelayanan  keperawatan dan kepuasan pasien. Alat ukur mutu pelayanan  keperawatan terdiri dari 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (5), Setuju (4), Biasa (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1). Selanutnya pemberian scoring atas awaban yang diberikan dan kemudian diumlahkan lalu dikategorikan menjadi tiga tingkatan :
a)         Jika skor yang diperoleh 84-125 maka dikategorikan Baik (3)
b)         Jika skor nilai yang diperoleh 42-83 maka dikategorikan Cukup (2)
c)         ika skor nilai yang diperoleh 1-41 maka dikategorikan Kurang (1).
Instrumen pengukuran kepuasan pasien terdiri dari 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban  Sangat Puas (5), Puas (4) , Biasa-biasa (3), Tidak Puas (2), dan Sangat Tidak Puas (1). Dalam analisanya, responden dikategorikan menjadi lima tingkatan :
a)         jika skor nilai yang diberikan 33-40 maka dikategorikan Sangat Puas (5)
b)         Jika skor nilai yang diperoleh 25-32 maka dikategorikan Puas (4)
c)         Jika skor nilai yang diperoleh 17-24 maka dikategorikan Biasa-biasa (3)
d)        Jika slor nilai yang diperoleh 9-16 maka dikategorikan Tidak Puas (2)
e)         Jika skor nilai yang diperoleh 1-8 maka dikategorikan Sangat Tidak Puas (1).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.           Mutu Pelayanan Keperawatan
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Mutu Pelayanan Keperawatan yang menjadi responden di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Mutu Pelayanan Keperawatan
Frekuensi
Persentase

Baik
260
98,5 %

Cukup
4
1,5 %

Total
264
100,0 %

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan distribusi frekuensi Mutu Pelayanan Keperawatan yang menjadi responden rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, sebagian besar responden menyatakan  bahwa mutu pelayanan keperawatan sudah baik dengan jumlah 260 responden (98,5%), dan responden yang menyatakan mutu pelayanan keperawatan cukup dengan jumlah 4 responden (1,5%).
B.            Kepuasan Pasien
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien yang menjadi responden di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Kepuasan Pasien
Frequency
Percent

Biasa
2
0,8 %

Puas
167
63,2 %

Sangat Puas
95
36,0 %

Total
264
100,0 %

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan distribusi frekuensi Kepuasan Pasien yang menjadi responden rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, frekuensi terbanyak pada kepuasan pasien puas dengan jumlah 167 responden (63,2%), responden kepuasan pasien sangat puas dengan jumlah 95 responden (36,0%), dan responden kepuasan pasien biasa dengan jumlah 2 responden (0,8%).
C.           Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Tabel 4.9
Distribusi frekuensi responden (N=264) hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Kepuasan Pasien
Total
P value
R
Biasa
Puas
Sangat Puas
Mutu Pelayanan Keperawatan
Cukup
1
(0,4%)
3
(1,1%)

4
(1,5%)
0,000
0,549
Baik
1
(0,4%)
164
(62,1%)
95
(36,0%)
260
(98,5%)
Total
2
(0,8%)
167
(63,3%)
95
(36,0%)
264
(100%)



Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan dari total 264 responden yang menyatakan mutu pelayanan keperawatan cukup dengan kepuasan pasien merasa puas sebanyak 3 (1,1%), mutu pelayanan keperawatn cukup dengan kepuasan pasien merasa biasa sebanyak 1 (0,4%), mutu pelayanan keperawatan baik dengan kepuasan pasien merasa biasa sebanyak 1 (0,4%), mutu pelayanan keperawatan baik dengan kepuasan pasien merasa puas sebanyak 164 (62,1%) dan mutu pelayanan keperawatan baik dengan kepuasan pasien merasa sangat puas sebanyak 95 (36,0%).
Hasil analisa uji Spearman diperoleh nilai Significancy 0,000, karena nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Yang berarti semakin baik mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat di Rumah Sakit tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan pasien. Sebaliknya, semakin buruk mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat di Rumah Sakit tersebut maka semakin rendah tingkat kepuasan yang dirasakan pasien.
Jika pelayanan yang diterima pasien memenuhi harapan pasien, maka mutu pelayanan yang diberikan perawat baik. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima pasien lebih rendah dari harapan pasien, maka mutu pelayanan yang diberikan perawat buruk. Mutu pelayanan yang buruk dapat menyebabkan pasien merasa tidak puas dengan apa yang diterimanya. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryawati dkk (2006) yang menyatakan bahwa mutu pelayanan merupakan salah satu indikator dari kepuasan pasein. Mutu pelayanan sangat penting artinya bagi rumah sakit. Oleh karena itu, pihak manajemen rumah sakit diharapkan memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien yang datang ke rumah sakit tersebut sehingga pasien bisa merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan cepat memperoleh kesembuhan.
Pasien merasa puas jika pelayanan yang diberikan rumah sakit sesuai dengan apa yang diharapkannya. Tingginya kepuasan yang dirasakan oleh pasien di RSI Sultan Agung Semarang mengindikasikan bahwa mutu pelayanan yang diberikan perawat di Rumah Sakit tersebut baik.
Kepuasan yang dirasakan oleh pasien tidak datang dengan sendirinya. Kepuasan terjadi karena harapan-harapan dari pasien terpenuhi. Kepuasan yang dirasakan pasien merupakan dambaan setiap rumah sakit. Rumah sakit berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasiennya. Kepuasan pasien yang tinggi terhadap mutu pelayanan perawat rumah sakit akan menimbulkan kepercayaan pada rumah sakit sehingga rumah sakit akan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dari perawat agar lebih baik lagi dari mutu pelayanan perawat yang sudah ada sekarang ini (www.kompas.com).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan keperawatan berada dalam kategori baik dengan jumlah pasien sebesar 260 responden (98,5%) yang berada dalam rentang skor 85 – 125 dan kepuasan pasien berada dalam kategori puas dengan jumlah pasien 167 responden (63,2%). Hal ini menunjukan bahwa perawat RSI Sultan Agung Semarang cenderung memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasiennya. Perawat dirumah sakit ini memberikan pelayanan yang terbaik sehingga pasien di rumah sakit ini merasa puas. Selain itu kepuasan yang dirasakan oleh pasien juga tergantung dari penerimaan, perhatian, komunikasi, kerjasama, dan tanggung jawab dari seluruh komponen rumah sakit baik itu dokter, staf rumah sakit, maupun perawat yang merawat pasien itu sendiri.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1.             Sebagian besar responden menyatakan mutu pelayanan keperawatan rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah baik dengan jumlah 260 responden (98,5%).
2.             Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan responden kepuasan pasien sangat puas sebanyak 167 responden (63,2%).
3.             Terdapat hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan arah hubungan yang positif, dengan signifikan P-Value = 0,000 yang berarti 0,000 < 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
A.F. Al-Assaf, M. (2003). Mutu Pelayanan Kesehatan Internasional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Imbalo S. Pohan, M. M. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan . Jakarta: EGC.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.
Saleha, M. F.-S. (2009). Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Kotle, P. And K.L. Keller (2006), Service Marketing: People, Technologi, Strategy, 6th ed. Upper Saddle River, N.J.: Pearson Education International
Sabarguna, Boy S, H,DR,MARS,dr(2004),”Analisa Pemasaran Rumah Sakit”, Yogyakarta, Konsorsium RSI Jateng-DIY.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar