Sabtu, 13 Oktober 2012

HUBUNGANMOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG




Relation Between Motivation Work Nurse with the use of PPE in Islam Sultan Agung Hospital Semarang

H.Sukardjo,SKM,M.Kes,Rita Kartika Sari ,SKM,M.Kes,
Moh Abdul Rouf,S.Kep,Ners ,Anuti Nur Khasanah
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sultan Agung Semarang

ABSTRAK
Latar balakang: Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Namun demikian, untuk menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang di perkirakan. Permasalahannya adalah pimpinan yang mendorong seorang perawat bekerja sangat bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dalam penggunaan APD, sangat produktif dan mempunyai kemampuan tinggi dalam penggunaan APD dan tanggung jawabnya dalam menangani pasien. Sebaliknya ada perawat yang malas, dan kurang memiliki semangat dan gairah penggunaan APD, sehingga mudah tertular penyakit.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Total sampling. Populasinya adalah semua pegawai tetap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, yang berjumlah 163 orang. Dan sampel untuk uji validitas berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan angket. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square dan dilanjutkan uji Fisher.
Hasil: Dari hasil penelitian bahwa dari 145 responden (88,9%) yang memiliki motivasi baik, 69 responden (42,3%) sering, 51 responden (31,3%) selalu, 25 responden (15,3%) kadang-kadang dan 0 responden tidak pernah menggunakan APD. Sedangkan 18 responden (11,1%) yang kurang memiliki motivasi, 2 responden (1,2%) sering, 7 responden (4,3%) selalu, 7 reponden (4,3%) kadang-kadang dan 2 responden (1,2%) tidak pernah termotivasi penggunaan APD. Hasil analisis data Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang signifikan ditunjukkan dengan hasil nilai P-Value = 0,003 < 0,05.
Simpulan:  Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value = 0,003 < 0,05.

Kata kunci: Motivasi Kerja, Penggunaan APD, Perawat
Daftar Pustaka: 31 (1996-2012)

ABSTRACT
Background: Motivation is the causing, distributing, and supporting human behavior, for work diligently and enthusiastically to achieve optimal results. However, to motivate nurses work, not as easy as in the estimate. The problem is the leadership that drives a working nurse capabilities vary widely and different from one another. It can be seen in one nursing unit, there are nurses who are diligent in the use of Personal Protective Equipment (PPE), very productive and has a high capability in the use of PPE and than responsibilities in dealing with patients. Instead there are nurses who are lazy, and lacking the spirit and passion of PPE use, they are vulnerable to disease.
Methods: This research use quantitative non-experimental of correlation with cross sectional approach. Population are all permanent employees in Islam Sultan Agung Hospital Semarang, is counted 163 sample and people taken with total sampling technique. At this research of used sample amount to 30 people. Data was collected through questionnaire. Statistical tests uses Chi-square test and Fisher test.
Results: Result of the research that of the 145 respondents (88.9%) nurse had good motivation, 69 respondents (42.3%) often, 51 respondents (31.3%) always, 25 respondents (15.3%) some- Sometimes, and 0 respondents never use the PPE. While 18 respondents (11.1%) who lack the motivation, 2 respondents (1.2%) often, 7 respondents (4.3%) always, 7 respondents (4.3%) sometimes and 2 respondents (1,2%) were never motivated the use of PPE. The results of data analysis Nurse Employment Relations Motivation by Use of PPE in Hospital Sultan Agung Islamic significant Semarang indicated by the value of P-Value = 0.003 <0 .05.=".05." span="span">
Conclusion: This is indicated by the P-value = 0.003 <0 .05.=".05." span="span">

Keywords: Motivation work, use of PPE, Nurse
Bibliography: 31 (1996-2012)


PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan perawat terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit adalah dengan cara memberikan alat pelindung diri (APD). Pemberian APD kepada perawat merupakan cara kerja yang aman tergantung dari jenis pekerjaan dan tingkat resiko dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan APD merupakan usaha untuk mengurangi resiko secara maksimal. (DEPKES, 2008).
Alat pelindung diri merupakan alat yang digunakan untuk melindungi perawat dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya karena perawat memiliki resiko kecelakaan kerja tertinggi dibandingkan sektor pekerjaan lain. Di Indonesia, informasi yang diterbitkan oleh Sriwijaya Pos menyebutkan dari survei yang dilakukan di RSMH (Rumah Sakit Dr.Moh.Hoesin) Palembang mengenai kasus pengelolaan benda tajam, terdapat 17 % kecelakaan kerja karena tertusuk benda tajam (jarum suntik), 70 % terjadi sesudah pemakaian dan sebelum pembuangan, 13 % sesudah pembuangan, 40 % karena penyarungan jarum suntik. Berdasarkan penelitian NSC ( National Safety Council ) penyebab kecelakaan kerja 88% unsafe behaviour, 10% unsafe condition, 2% tidak diketahui penyebabnya. Perilaku seseorang menurut L. Green dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan variabel demografik, ketersediaan sumber daya kesehatan, pelatihan, keluarga, rekan kerja, supervisi yang merupakan penyebab dasar terjadinya suatu perilaku yang bertujuan mengetahui faktor yang berhubungaan dengan pemakaiaan APD pada perawat yang bekerja di rumah sakit. (DEPKES ,2004).
Penggunaan APD di RS di Indonesia ternyata lebih dari 40%, dan  kenyataan di lapangan para perawat rata-rata hanya menggunakan salah satu APD (jas lab, sarung tangan, atau masker saja) saat menangani pasien. Adapun alasan perawat tidak menggunakan APD ketika menangani pasien, pada umumnya (52%) di rumah sakit tidak tersedia APD yang lengkap. Tidak tersedianya APD di rumah sakit kemungkinan di sebabkan karena kurangnya perhatian dari kepala ruang dalam penyediaan APD, atau anggaran rumah sakit yang terbatas sehingga dana untuk pengadaan APD  juga menjadi terbatas. Alasan lain perawat karena malas, lupa, tidak terbiasa dan repot. Alasan-alasan tersebut sangat terkait dengan  kesadaran/perilaku perawat dalam penggunaan APD. Penyebab utamanya kemungkinan karena kurangnya pemahaman perawat terhadap bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya penyakit yang berbahaya. (Kusnindar, 1997).
Kewaspadaan penggunaan APD hendaknya dipatuhi oleh tenaga kesehatan karena ia merupakan panduan mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu (Depkes RI, 2003). Berdasarkan fenomena diatas,tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat tentang pentingnya penggunaan APD untuk pencegahan infeksi dan penyakit.

METODOLOGI
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional non eksperimen dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada beberapa populasi yang diamati pada waktu yang bersamaan (sekali waktu) dengan menggunakan kuesioner dan angket. (A.A.Hidayah, 2007).
Responden dalam penelitian ini adalah semua perawat pegawai tetap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 dengan jumlah responden sebanyak 163 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner atau daftar pertanyaan dengan menggunakan skala nominal, karena merupakan skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, dan setuju atau tidak yang terdiri dari 2 bagian, yaitu : kuisioner A berisi tentang motivasi kerja perawat dengan jumlah 15 pertanyaan dengan kategori baik jika menjawab > 15 dan kurang jika menjawab ≤ 14. Skor 2 untuk jawaban sangat setuju, 1 untuk jawaban setuju dan 0 untuk jawaban tidak setuju. Dan angket B, berisi tentang penggunaan APD dengan jumlah 25 cheklist dengan kategori Sering:75-100, Selalu:51-75, kadang-kadang:26-50, tidak pernah:0-25. skor 1 untuk jawaban tidak pernah, Skor 2 untuk jawaban kadang-kadang, Skor 3 untuk jawaban selalu, Skor 4 untuk  jawaban sering. Maka digunakan uji Chi-square dilanjutkan uji Fisher.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Motivasi Kerja Perawat
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Motivasi kerja Perawat di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)

Motivasi
Frekuensi (f)
Prosentase (%)
Kurang
Baik
18
145
11,04 %
88,96%
Total
163
100,0 %


Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan hasil penelitian bahwa dari 163 responden, dapat dinyatakan bahwa frekuensi responden yang paling banyak adalah responden yang memiliki motivasi yang baik yaitu sebanyak 145 responden (88,96%), selebihnya yang kurang memiliki motivasi yaitu sebanyak 18 responden (11,04 %).
Pernyataan tersebut diatas juga didukung Sunarto (2005), motivasi bisa didefenisikan sebagai perilaku yang berorientasi tujuan. Memotivasi ialah mengajak perawat mengikuti kemauan untuk menyelesaikan tugas. Memotivasi diri sendiri ialah menetapkan arah diri sendiri dan mengambil tindakan untuk sampai ketujuan tersebut. Perawat merasa termotivasi, apabila merasa tindakannya mengarah pada pencapaian tujuan dan imbalan berharga yang akan memuaskan kebutuhan mereka. Motivasi kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan. Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang diinginkan atau melaksanakan tugas sesuai aturannya.
Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah mulai termotivasi dalam menggunakan APD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang kepala ruang harus memiliki kemampuan dan keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk dapat menggerakan perawat melaksanakan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.




B.     Penggunaan APD
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Penggunaan APD di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)

Penggunaan APD
Frekuensi
Prosentase
Tidak pernah
Kadang-kadang
Selalu
Sering
2
32
58
71
1,2 %
19,6 %
35,6 %
43,6 %
Total
163
100%

Dari hasil penelitian tentang motivasi penggunaan APD pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa frekuensi responden yang sering sebanyak 71 responden (43,6%), selalu sebanyak 58 responden (35,6%), kadang-kadang sebanyak 32 responden (19,6%), dan tidak pernah adalah 2 responden (1,2%).
Pernyataan tersebut juga didukung oleh UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan PP R.I no 102 tahun 2000 tentang standar nasional Indonesia (SNI). Melalui peraturan ini diatur pemberian perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. (DEPKES, 2000).
Menurut Depkes (2003), Adapun prinsip utama prosedur penggunaan APD dalam pelayanan kesehatan adalah  menjaga  higiene  sanitasi  individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Kewaspadaan APD hendaknya dipatuhi oleh tenaga kesehatan karena merupakan panduan mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.
C.    Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD
Tabel 4.7
Tabel silang dan uji korelasi Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)

Variabel
APD
Total
X2
P value
Koefisien kotingensi

Tidak pernah
Kadang-kadang
Selalu
Sering
Motivasi
Kurang
2
7
7
2
18
24,886
0,000
0,364

Baik
0
25
51
69
145



Total

2
32
58
71
163



a. 3 cells (37,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,22.
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa motivasi kurang APD tidak pernah 2 responden (1,2%), motivasi kurang APD kadang-kadang 7 responden (4,3%), motivasi kurang APD selalu 7 responden (4,3%), motivasi kurang APD sering 2 responden (1,2%), sedangkan motivasi baik APD tidak pernah 0 responden, motivasi baik APD  kadang-kadang 25 responden (15,3%), motivasi baik APD selalu 51 responden (31,3%), dan motivasi baik APD sering 69 responden (42,3%).
Uji analisa secara statistik hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD menggunakan uji Chi-square diperoleh p value 0,000 < α (0,05),  hitung yaitu 24,886 dan Koofisien Kontingensi 0,364. Pada uji Chi-squareterdapat 3 sell (37,5%) expected countnya ≤ 5 maka dilakukan dengan uji Fisher dengan tabel 2x2.
Tabel 4.8
Tabel Fisher(2x2) Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)
Variabel
APD
Total
X2
P value
Koefisien kontingensi

Tidak pernah & kadang-kadang
Selalu & sering
Motivasi
Kurang
9
9
18
10,409a
0,003
0,245

Baik
25
120
145



Total

34
129
163



a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,75.

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa motivasi kurang APD tidak pernah dan kadang-kadang 9 responden (5,5%), motivasi kurang APD selalu dan sering 9 responden (5,5%), sedangkan motivasi baik APD tidak pernah dan kadang-kadang 25 responden (15,3%), dan motivasi baik APD selalu dan sering 120 responden (73,6%). Uji analisa secara statistik hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD menggunakan uji Fisher diperoleh p value 0,003 < α (0,05),  hitung yaitu 10,409 dan Koofisien Kontingensi 0,245. Demikian hasil ini menunjukkan bahwa p value<0,05 sehingga Ha diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kesehatan kerja, Rumah Sakit perlu memelihara kesehatan para perawat, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan para perawat yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para perawat secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif (Suma’mur, 1993).
 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang selalu menerapkan penggunaan alat pelindung diri, hal ini bermaksud selain untuk melindungi perawat dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja juga untuk meningkatkan produktivitas kerja dengan menekan angka absensi (tidak masuk kerja) perawat karena alasan sakit.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagian besar responden menyatakan Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah baik dengan jumlah 145 responden (88,96%).
2. Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan penggunaan APD yang sering sebanyak  71 responden (43,6%).
3. Ada Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan hasil penelitian dengan Uji Fisher diperoleh p value 0,003 < α (0,005).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Edisi Revisi IV hal 34). Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar. S, (1996). Sikap dan Pengukurannya hal 45. Jakarta: Pustaka Pelajar.
DEPKES RI. (2003). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
                     . (2004). Perjalanan Menuju Indonesia Sehat 2011. Jakarta: Depkes RI.
                   . (2008). Buku Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta: Depkes RI.
Gandasoebrata. (1999). Kesehatan dan Keselamatan Kerja hal 68. Jakarta: Erlangga.
Hamilton. (1998). Praktek Keperawatan Profesional hal 98. Jakarta : EGC.
Hasibuan. (2005). Pengertian Motivasi. http:// www. Blog Klik Harry.com diakses 16 Januari 2012.
Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan hal 46. Jakarta: Salemba Medika.
                     . (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan hal 50. Jakarta: Salemba Medika.
                      . (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2 hal 35. Jakarta: Salemba Medika.
Irwanto. (1996).  Motivasi Kerja Perawat. http:// www. Blog Irwan.com diakses 17 Januari 2012.
Kuntoro, Agus. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan hal 71-75. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusnindar. (1997). Alat Pelindung Diri. http:// www. Blog Kus.com diakses 22 Januari 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar