Relation
Between Motivation Work Nurse with the use of PPE in Islam Sultan Agung
Hospital Semarang
H.Sukardjo,SKM,M.Kes,Rita Kartika Sari ,SKM,M.Kes,
Moh Abdul Rouf,S.Kep,Ners ,Anuti
Nur Khasanah
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sultan Agung Semarang
ABSTRAK
Latar balakang: Motivasi adalah
hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Namun demikian, untuk
menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang di perkirakan.
Permasalahannya adalah pimpinan yang mendorong seorang perawat bekerja sangat
bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini dapat
dilihat dalam satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dalam penggunaan
APD, sangat produktif dan mempunyai kemampuan tinggi dalam penggunaan APD dan
tanggung jawabnya dalam menangani pasien. Sebaliknya ada perawat yang malas, dan
kurang memiliki semangat dan gairah penggunaan APD, sehingga mudah tertular
penyakit.
Metode: Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif korelasional non eksperimen dengan pendekatan
cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Total
sampling. Populasinya adalah semua pegawai tetap di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang, yang berjumlah 163 orang. Dan sampel untuk uji validitas
berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan angket. Uji
statistik yang digunakan adalah uji Chi-square
dan dilanjutkan uji Fisher.
Hasil: Dari hasil
penelitian bahwa dari 145 responden (88,9%) yang memiliki motivasi baik, 69
responden (42,3%) sering, 51 responden (31,3%) selalu, 25 responden (15,3%)
kadang-kadang dan 0 responden tidak pernah menggunakan APD. Sedangkan 18
responden (11,1%) yang kurang memiliki motivasi, 2 responden (1,2%) sering, 7
responden (4,3%) selalu, 7 reponden (4,3%) kadang-kadang dan 2 responden (1,2%)
tidak pernah termotivasi penggunaan APD. Hasil analisis data Hubungan Motivasi
Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
yang signifikan ditunjukkan dengan hasil nilai P-Value = 0,003 < 0,05.
Simpulan: Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value = 0,003 < 0,05.
Kata kunci: Motivasi Kerja,
Penggunaan APD, Perawat
Daftar Pustaka: 31 (1996-2012)
ABSTRACT
Background: Motivation is
the causing, distributing, and supporting human behavior, for work diligently
and enthusiastically to achieve optimal results. However, to motivate nurses
work, not as easy as in the estimate. The problem is the leadership that drives
a working nurse capabilities vary widely and different from one another. It can
be seen in one nursing unit, there are nurses who are diligent in the use of
Personal Protective Equipment (PPE), very productive and has a high capability
in the use of PPE and than responsibilities in dealing with patients. Instead
there are nurses who are lazy, and lacking the spirit and passion of PPE use,
they are vulnerable to disease.
Methods: This research
use quantitative non-experimental of correlation with cross sectional approach.
Population are all permanent employees in Islam Sultan Agung Hospital Semarang,
is counted 163 sample and people taken with total sampling technique. At this
research of used sample amount to 30 people. Data was collected through
questionnaire. Statistical tests uses Chi-square
test and Fisher test.
Results: Result of the
research that of the 145 respondents (88.9%) nurse had good motivation, 69
respondents (42.3%) often, 51 respondents (31.3%) always, 25 respondents
(15.3%) some- Sometimes, and 0 respondents never use the PPE. While 18
respondents (11.1%) who lack the motivation, 2 respondents (1.2%) often, 7
respondents (4.3%) always, 7 respondents (4.3%) sometimes and 2 respondents
(1,2%) were never motivated the use of PPE. The results of data analysis Nurse
Employment Relations Motivation by Use of PPE in Hospital Sultan Agung Islamic
significant Semarang indicated by the value of P-Value = 0.003 <0 .05.=".05." span="span">0>
Conclusion: This is
indicated by the P-value = 0.003 <0 .05.=".05." span="span">0>
Keywords: Motivation work,
use of PPE, Nurse
Bibliography: 31 (1996-2012)
PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam rangka pemberian
perlindungan perawat terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit
adalah dengan cara memberikan alat pelindung diri (APD). Pemberian APD kepada
perawat merupakan cara kerja yang aman tergantung dari jenis pekerjaan dan
tingkat resiko dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan APD merupakan usaha untuk
mengurangi resiko secara maksimal. (DEPKES, 2008).
Alat pelindung diri merupakan alat yang
digunakan untuk melindungi perawat dari luka atau penyakit yang diakibatkan
oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat
kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya karena perawat
memiliki resiko kecelakaan kerja tertinggi dibandingkan sektor pekerjaan lain.
Di Indonesia, informasi yang diterbitkan oleh Sriwijaya Pos menyebutkan dari
survei yang dilakukan di RSMH (Rumah Sakit Dr.Moh.Hoesin) Palembang mengenai
kasus pengelolaan benda tajam, terdapat 17 % kecelakaan kerja karena tertusuk
benda tajam (jarum suntik), 70 % terjadi sesudah pemakaian dan sebelum
pembuangan, 13 % sesudah pembuangan, 40 % karena penyarungan jarum suntik. Berdasarkan
penelitian NSC ( National Safety Council ) penyebab kecelakaan kerja 88% unsafe
behaviour, 10% unsafe condition, 2% tidak diketahui penyebabnya. Perilaku
seseorang menurut L. Green dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan variabel
demografik, ketersediaan sumber daya kesehatan, pelatihan, keluarga, rekan
kerja, supervisi yang merupakan penyebab dasar terjadinya suatu perilaku yang
bertujuan mengetahui faktor yang berhubungaan dengan pemakaiaan APD pada
perawat yang bekerja di rumah sakit. (DEPKES ,2004).
Penggunaan APD di RS di Indonesia
ternyata lebih dari 40%, dan kenyataan
di lapangan para perawat rata-rata hanya menggunakan salah satu APD (jas lab,
sarung tangan, atau masker saja) saat menangani pasien. Adapun alasan perawat
tidak menggunakan APD ketika menangani pasien, pada umumnya (52%) di rumah
sakit tidak tersedia APD yang lengkap. Tidak tersedianya APD di rumah sakit
kemungkinan di sebabkan karena kurangnya perhatian dari kepala ruang dalam
penyediaan APD, atau anggaran rumah sakit yang terbatas sehingga dana untuk
pengadaan APD juga menjadi terbatas.
Alasan lain perawat karena malas, lupa, tidak terbiasa dan repot. Alasan-alasan
tersebut sangat terkait dengan kesadaran/perilaku
perawat dalam penggunaan APD. Penyebab utamanya kemungkinan karena kurangnya
pemahaman perawat terhadap bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya
penyakit yang berbahaya. (Kusnindar, 1997).
Kewaspadaan penggunaan APD hendaknya
dipatuhi oleh tenaga kesehatan karena ia merupakan panduan mengenai pengendalian
infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan
para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan
melalui darah dan cairan tubuh tertentu (Depkes RI, 2003). Berdasarkan fenomena
diatas,tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi kerja
perawat dengan penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.Dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat
tentang pentingnya penggunaan APD untuk pencegahan infeksi dan penyakit.
METODOLOGI
Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif korelasional non eksperimen dengan pendekatan cross sectional yaitu
penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada beberapa populasi
yang diamati pada waktu yang bersamaan (sekali waktu) dengan menggunakan
kuesioner dan angket. (A.A.Hidayah, 2007).
Responden dalam penelitian ini adalah
semua perawat pegawai tetap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 dengan jumlah responden
sebanyak 163 orang.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner atau daftar pertanyaan dengan menggunakan skala
nominal, karena merupakan skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, dan
setuju atau tidak yang terdiri dari 2 bagian, yaitu : kuisioner A berisi
tentang motivasi kerja perawat dengan jumlah 15 pertanyaan dengan kategori baik
jika menjawab > 15 dan kurang jika menjawab ≤ 14. Skor 2 untuk jawaban
sangat setuju, 1 untuk jawaban setuju dan 0 untuk jawaban tidak setuju. Dan
angket B, berisi tentang penggunaan APD dengan jumlah 25 cheklist dengan
kategori Sering:75-100, Selalu:51-75, kadang-kadang:26-50, tidak pernah:0-25.
skor 1 untuk jawaban tidak pernah, Skor 2 untuk jawaban kadang-kadang, Skor 3
untuk jawaban selalu, Skor 4 untuk
jawaban sering. Maka digunakan uji Chi-square
dilanjutkan uji Fisher.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A. Motivasi Kerja Perawat
Tabel 4.5
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan
Motivasi kerja
Perawat di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)
Motivasi
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
Kurang
Baik
|
18
145
|
11,04 %
88,96%
|
Total
|
163
|
100,0 %
|
Berdasarkan
tabel 4.5 menunjukan hasil penelitian bahwa dari 163 responden, dapat
dinyatakan bahwa frekuensi responden yang paling banyak adalah responden yang
memiliki motivasi yang baik yaitu sebanyak 145 responden (88,96%), selebihnya
yang kurang memiliki motivasi yaitu sebanyak 18 responden (11,04 %).
Pernyataan
tersebut diatas juga didukung Sunarto (2005), motivasi bisa didefenisikan
sebagai perilaku yang berorientasi tujuan. Memotivasi ialah mengajak perawat
mengikuti kemauan untuk menyelesaikan tugas. Memotivasi diri sendiri ialah
menetapkan arah diri sendiri dan mengambil tindakan untuk sampai ketujuan
tersebut. Perawat merasa termotivasi, apabila merasa tindakannya mengarah pada
pencapaian tujuan dan imbalan berharga yang akan memuaskan kebutuhan mereka.
Motivasi kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan
seseorang bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk
mencapai kepuasan. Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang
diinginkan atau melaksanakan tugas sesuai aturannya.
Di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah mulai termotivasi dalam
menggunakan APD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang kepala ruang
harus memiliki kemampuan dan keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk
dapat menggerakan perawat melaksanakan peran, fungsi, tugas dan tanggung
jawabnya.
B. Penggunaan APD
Tabel 4.6
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan
Penggunaan APD
di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)
Penggunaan APD
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Tidak pernah
Kadang-kadang
Selalu
Sering
|
2
32
58
71
|
1,2 %
19,6 %
35,6 %
43,6 %
|
Total
|
163
|
100%
|
Dari
hasil penelitian tentang motivasi penggunaan APD pada tabel 4.6 dapat dilihat
bahwa frekuensi responden yang sering sebanyak 71 responden (43,6%), selalu
sebanyak 58 responden (35,6%), kadang-kadang sebanyak 32 responden (19,6%), dan
tidak pernah adalah 2 responden (1,2%).
Pernyataan
tersebut juga didukung oleh UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan PP R.I no
102 tahun 2000 tentang standar nasional Indonesia (SNI). Melalui peraturan ini
diatur pemberian perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. (DEPKES,
2000).
Menurut
Depkes (2003), Adapun prinsip utama prosedur penggunaan APD dalam pelayanan
kesehatan adalah menjaga higiene
sanitasi individu, higiene
sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Kewaspadaan
APD hendaknya dipatuhi oleh tenaga kesehatan karena merupakan panduan mengenai
pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang
kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit
yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.
C. Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan
APD
Tabel
4.7
Tabel
silang dan uji korelasi Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD
di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan
Mei 2012
(n=163)
Variabel
|
APD
|
Total
|
X2
|
P value
|
Koefisien kotingensi
|
||||
|
Tidak pernah
|
Kadang-kadang
|
Selalu
|
Sering
|
|||||
Motivasi
|
Kurang
|
2
|
7
|
7
|
2
|
18
|
24,886
|
0,000
|
0,364
|
|
Baik
|
0
|
25
|
51
|
69
|
145
|
|
|
|
Total
|
|
2
|
32
|
58
|
71
|
163
|
|
|
|
a. 3 cells
(37,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,22.
Berdasarkan
tabel 4.7 menunjukan bahwa motivasi kurang APD tidak pernah 2 responden (1,2%),
motivasi kurang APD kadang-kadang 7 responden (4,3%), motivasi kurang APD
selalu 7 responden (4,3%), motivasi kurang APD sering 2 responden (1,2%),
sedangkan motivasi baik APD tidak pernah 0 responden, motivasi baik APD kadang-kadang 25 responden (15,3%), motivasi
baik APD selalu 51 responden (31,3%), dan motivasi baik APD sering 69 responden
(42,3%).
Uji
analisa secara statistik hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD
menggunakan uji Chi-square diperoleh p value 0,000 < α (0,05),
hitung yaitu 24,886 dan Koofisien Kontingensi
0,364. Pada uji Chi-squareterdapat 3
sell (37,5%) expected countnya ≤ 5 maka dilakukan dengan uji Fisher dengan tabel 2x2.
Tabel
4.8
Tabel
Fisher(2x2) Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di RSI Sultan
Agung Semarang
Bulan
Mei 2012
(n=163)
Variabel
|
APD
|
Total
|
X2
|
P value
|
Koefisien kontingensi
|
||
|
Tidak pernah & kadang-kadang
|
Selalu & sering
|
|||||
Motivasi
|
Kurang
|
9
|
9
|
18
|
10,409a
|
0,003
|
0,245
|
|
Baik
|
25
|
120
|
145
|
|
|
|
Total
|
|
34
|
129
|
163
|
|
|
|
a. 1 cells (25,0%) have expected count less
than 5. The minimum expected count is 3,75.
Berdasarkan
tabel 4.8 menunjukkan bahwa motivasi kurang APD tidak pernah dan kadang-kadang
9 responden (5,5%), motivasi kurang APD selalu dan sering 9 responden (5,5%),
sedangkan motivasi baik APD tidak pernah dan kadang-kadang 25 responden
(15,3%), dan motivasi baik APD selalu dan sering 120 responden (73,6%). Uji
analisa secara statistik hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD
menggunakan uji Fisher diperoleh p
value 0,003 < α (0,05),
hitung yaitu 10,409 dan Koofisien Kontingensi
0,245. Demikian hasil ini menunjukkan bahwa p value<0,05 sehingga Ha
diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara motivasi kerja perawat
dengan penggunaan APD.
Salah satu
faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kesehatan kerja, Rumah
Sakit perlu memelihara kesehatan para perawat, kesehatan ini menyangkut
kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan para perawat yang buruk akan
mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang
rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para perawat
secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan
lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja
lebih lama berarti lebih produktif (Suma’mur, 1993).
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang selalu
menerapkan penggunaan alat pelindung diri, hal ini bermaksud selain untuk
melindungi perawat dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja juga untuk
meningkatkan produktivitas kerja dengan menekan angka absensi (tidak masuk
kerja) perawat karena alasan sakit.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitan maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagian
besar responden menyatakan Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang sudah baik dengan jumlah 145 responden (88,96%).
2. Penggunaan
APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan penggunaan APD yang
sering sebanyak 71 responden (43,6%).
3. Ada Hubungan
antara Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang dengan hasil penelitian dengan Uji Fisher diperoleh p value
0,003 < α (0,005).
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, S.
(2006). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Edisi Revisi IV hal 34). Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar. S,
(1996). Sikap dan Pengukurannya hal 45.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
DEPKES RI.
(2003). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan
Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
. (2004). Perjalanan Menuju Indonesia Sehat 2011.
Jakarta: Depkes RI.
. (2008). Buku Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta: Depkes RI.
Gandasoebrata.
(1999). Kesehatan dan Keselamatan Kerja hal 68. Jakarta: Erlangga.
Hamilton.
(1998). Praktek Keperawatan Profesional hal 98. Jakarta : EGC.
Hasibuan.
(2005). Pengertian Motivasi. http:// www. Blog Klik Harry.com diakses 16
Januari 2012.
Hidayat, A. A.
(2009). Metode Penelitian Keperawatan hal 46. Jakarta: Salemba Medika.
. (2008). Pengantar Konsep
Dasar Keperawatan hal 50. Jakarta: Salemba Medika.
Irwanto.
(1996). Motivasi Kerja Perawat. http://
www. Blog Irwan.com diakses 17 Januari 2012.
Kuntoro, Agus.
(2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan hal 71-75. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusnindar.
(1997). Alat Pelindung Diri. http:// www. Blog Kus.com diakses 22 Januari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar