Minggu, 18 Desember 2011

Klasifikasi pasien

A. Definisi

Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan.

B. Tujuan Sistem klasifikasi Pasien

Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.

Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari, kesehatan umum, dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai untuk menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam klasifikasi tersebut.

Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit.

C. Sistem klasifikasi Pasien

Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari :

1. Self-care

Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.

2. Minimal care

Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.

3. Intermediate care

Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.

4. Mothfied intensive care

Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.

5. Intensive care

Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.

Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan maksimal atau total.

1. Perawatan minamal

Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status psikologis stabil, dan persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.

2. Perawatan intermediate

Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.

3. Perawatan maksimal atau total

Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi.

D. Faktor Pendukung

1. Penjadwalan

Metode penjadwalan siklis merupakan salah satu metode penjadwalan yang dapat digunakan untuk penjadwalan perawat. Dalam metode ini setiap perawat akan bekerja selama periode waktu tertentu dan akan berulang secara periodik.

2. catatan personal.

Setiap perawat melakukan pencatatan, diantaranya menulis diagnosa pasien, perencanaan tindakan, pengisian realisasi asuhan keperawatan, laporan sak peruang, laporan rekap sak peruang.

3. Laporan bertahap

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila belum berhasil, perli disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperaeatan mungkiin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali, maka dari itu perlu adanya laporan bertahap.

4. Pengembangan anggaran

Dalam tahun anggaran hanya dapat terealisasi sekitar 16% dari anggaran yang diusulkan, pendidikan perawat dengan latar belakang spk 31%. Perawat yang mempunyai pendidikan profesi satu orang, oleh sebab itu, RS belum mempunyai perencanaan untuk pelatihan bagi tenaga perawat yang berkesinambungan dan proaktif.

5. Alokasi sumber dan pengendalian biaya

· RS tetap fokus pada bisnis inti pelayanan kesehatan.

· Mengatur alokasi sumber daya dibidang keperawatan secara epektif dan efisien.

· mengumpulkan data untuk mengidentifikasi kegiatan layanan pasien yang sedang berjalan.

· Merekomendasikan strategi untuk meningkatka untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya

6. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikkan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi mencegah dan merubah status kesehatan klien.

7. Pengendalian mutu

Salahsatu cara untuk pengembangan dan pengendalian mutu keperawatan adalah dengan cara mengembangkan lahan praktek keperawatan disertai dengan adanya pembinaan masyarakat profesional keperawatan untuk melaksanakan pengalaman belajar dilapangan dengan benar bagi peserta didik.

8. Catatan pengembangan staf

Membantu RS untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan staf yang lebih tepat guna. Sehingga RS akan mempunyai tenaga yang cukup tampil untuk pengembangan pelayanan perawatan dimasa depan.

9. Model dan simulasi untuk pengambilan keputusan

DSS : Decission Support System “ Problem yang kompleks dapat diselesaikan “
DSS selain dapat dapat digunakan untuk membantu user mengambil keputusan dari data yang bersifat kuantitatif, dan dapat juga digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan yang bersipat kualitatif.
DSS Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemudahan dan rintangan yang didapatkan ketika mengintegrasi perawat magang ke unit gawat darurat.

10. Rencana strategi

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi ( Iyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996). Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelasaiakan masalah,tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik. Misalnya, semua klien pasca operasi memerlukan suatu pengamatan tentang pengelolaan cairan dan nyeri. Sehingga semua tindakan keperawatan harus distandarisasi. Dari Depkes R.I (1995).

11. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja

Agar tenaga kerja kesehatan terus diupdate dengan teknologi terkini dan untuk memastikan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, tenaga kerja kesehatan membutuhkan pelatihan jangka pendek yang diselenggarakan secara reguler.

12. Evolusi program

Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah mengubah peran dan tanggung jawab perawat secara signifikan. Dalam perkembangan lebih lanjut, perawat dituntut untuk bertanggungjawab memberikan praktik yang aman dan epektif serta bekerja dalam lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi. ( Mahlmeister, 1999 )

Sabtu, 17 Desember 2011

Aplikasi Sistem Klasifikasi Pasien



A. Tujuan dari Sistem Klasifikasi Pasien

Suatu system klasifikasi pasien merupakan suatu penampakan dari kelompok pasien menurut jumlah dan kelompok dari ukuran perawatan keperawatan. Dalam banyak system klasifikasi, para pasien di kelompokkan menurut ketergantungan mereka pada pemberi pelayanan atau jumlah dari waktu penerima pelayanan dan kemampuan yang diberikan dalam merawat mereka.Tujuan dari suatu system klasifikasi adalah untuk membantu para pasien, mengelompkkan mereka dengan para pasien yang memiliki kebutuhan-kebutuhan yang sama, dan menempatkan para pasien dalam setiap kelompok suatu nilai bernomor untuk menjumlahkan mereka dalam kebutuhan perawatan keperawatan. Untuk mengembangkan suatu penampakan klasifiksi yang dapat dikerjakan, para menejer harus menentukan jumlah dari kategori-kategori diamna para pasien akan diklasifikasikan, karateristik-karateristik yang diperlukan dari para pasien dalam setiap kategori, dan waktu serta keahlian yang dibutuhkan untuk memuaskan setiap sesuatu dari karateristik yang diperlukan.

B. Tipe-Tipe dari Sistem Klasifikasi Pasien

Dua tipe dari system-sistem klasifikasi pasien adalah penggunaan yang sama. Sistem klasifikasi faktor prototype ( Reinert dan Grant, 1981).

Dalam suatu sistem prototype tiga pasien atau lebih dikembangkan untuk menimbulkan peningkatan tingkatan-tingkatan ketergantungan pasien terhadap pemberi pelayanan . Untuk setiap kategori, suatu sistem tertentu digambarkan untuk memperjelas karateristik-karateristik yang menentukan tipe dan jumlah dari perawatan yang diperlukan. Para pasien diklasifikasikan pada dasar kemiripan mereka terhadap pasien yang memiliki tipe salah satu dari kategori-kategori sistem perawatan. Dalam suatu sistem faktor, dan setiap kebutuhan pasien akan perawatan diukur untuk membuat suatu subnilai untuk setiap penulis. Subnilai ditambahkan untuk membuat suatu keseluruhan nilai ketergantungan (Hoffman dan Wakefield, 1986). Karena tujuan dari sistem klasifikasi pasien adalah untuk mengumpulkan informasi yang tepat mengenai beban kerja keperawatan untuk masalah pembiayaan, sistem harus mendukung kuantitatif dari usaha keperawatan , waktu, atau keduanya ( o’Brien-Pallas et.al, 1992). Untuk suatu sistem prototype, diperlukan perhitungan rata-rata waktu yang digunakan perawatan untuk seorang pasien tertentu dalam setiap kategori. Hal ini dapat diberikan dengan memberikan waktu para perawat ketika mereka merawat untuk seorang pasien tertentu dalam setiap kategori. Untuk suatu sistem faktor, diperlukan untuk menentukan rata-rata waktu yang digunakan dalam melaksanakan setiap tugas yang diberikan dengan setiap penulis perawatan. Informasi ini dikumpulkan dengan memberikan waktu pelaksanaan tugas yang tepat dengan beberapa personal kantor perwakilan dan memperhitungkan rata-rata pelaksanaan waktu setiap tugas.

Sistem klasifikasi pasien yang ada secara komersial disusun untuk digunakan dalam lebih dari satu kantor perwakilan. Bgaimanapun,kuantitatif koefisien yang digunakan dalm mencatat beban kerja keperawatan tidak dapat diterima secara universal, karena perbedaan-perbedaan dalam batasan fasilitas, karakter-karakter pasien, peralatan perawatan , dan kepuasan staf yang mempengaruhi seluruh waktu pelaksanaan tugas.

C. Tipe-tipe sistem klasifikasi

- Prototipe : Menggambarkan pasien tipe tertentu dan membedakan tingkat-tingkat kebutuhan .

- Faktor : Kebutuhan-kebutuhan pasien diberi nilai pada tulisan perawatan yang banyak.

D. Sistem Evaluasi Faktor

Sebagian besar kantor perwakilan menggunakan faktor sistem-sistem klasifikasi tipe pasien, dimana beberapa elemen perawatan atau penulis diidentifikasikan, setiap elemen dibagi ke dalam sub elemen, dan suatu standar waktu ditentukan untuk melaksanakan setiap sub elemen. Para perawat dalm setiap kantor perwakilan harus menentukan standar waktu-waktu yang tertentu untuk mempengaruhi perubahan-perubahan dalam struktur fisik, teknologi keperawatan, organisasi personal dan pemberian tugas , serta pengalaman dan kemampuan staf.

E. Sistem –sistem evaluasi prototype

Sistem klasifikasi pasien prototype yang digunakan oleh salah satu lembaga kunjungan perawat Pantai Barat didasarkan pada penyembuhan pasien yang potensial.Karakter-karakter diberikan daftar untuk suatu pasien tertentu dalam setiap lima kategori perawatan sebagai berikut :

Kategori I : Para pasien dengan penyakit yang serius, episodic atau ketidakmamapuan yang akan kembali ke tingkatan penyakit mereka yangterdahulu akan fungsi dan untuk siapa tujuan perawatan merupakan peneyelesaian yang tepatdari masalah kesehatan yang ada.

Kategori II : Para pasien dengan penyakit kronis dimana ditekankan pada episodeyang serius, akan penyakit, yang memiliki sifat potensial untukkembali pada tingkatan episode yang terdahulu akan fungsi, dan tujuan perawatan merupakan manajemen dari masalah kesehatan oleh pasien dan keluarga tanpa dukungan berkelanjutan dari kantor perwakilan.

Kategori III : Para pasien dengan penyakit yang kronis atau ketidakmampuan, yang kembali pada tingkatan penyakit yang terdahulu dari fungsi tidaklah mungkin tapi untuk siapa ada suatu sifat yang potensial untuk meningkatkan tingkatan maksimal dari fungsi melaluidukungan kantor perwakilan yang berkelanjutan.

Kategori IV : Para pasien dengan suatu penyakit kronis atau ketidakmampuan yang tidak dapat dipertahankan dirumah tanpa dukungan berkelanjutan dari kantor perwakilan, untuk siapa tujuan perawatan dipertahankan di rumah pada suatu tingkatan fungsi yang maksimal melaui dukungan kantor perwakilan yang berkelanjutan.

Kategori V : Para pasien dengan tingkatan penyakit terakhir untuk siapa tujuan perawatan diasuransikan akan kenyamanan dan penghargaan melaui tinhkatan dari penyakit ( Daubert, 1979)

F. Menyusun suatu klasifikasi pasien

Untuk menyusun atau memilih suatu sistem klasifikasi pasien untuk kantor perwakilan atau unit, seorang menejer atau administrator harus menyeimbangkan keuntungan-keuntungan yang saling bersaing dari penghematan dan ketetapan waktu. Semakin kompleks dan tinggi penjelasan sistem klsifikasi, semakin banyak watu yang digunakan personal dalam mengkatagorikan para pasien.

Sebagian besar sistem klasifikasi pasien yang efektif adalah salah satu yang secara spesifik ditimbulkan dari situasi klinik diamana sistem ini akan digunakan . Apabila keahlian dan waktunya mengijinkan , wakil pimpinan keperawatan dari menyusun atau mengambil sistem klasifikasi pasien kantor perwakilan , Para perawat eksekutif harus mengijinkan para personal keperawatan perwakilan kantor untuk memutuskan tipe pandangan klasifikasi yang mana digunakan , mengembangkan standar-standar waktu tertentu kantor perwakilannya sendiri , menjelaskan kondisi-kondisi pasien tertentu dan elemen-elemen perawatan , serta melakukan validasi kriteria klasifikasi sebelum melaksanakan sistem. Tidak hany sistem klasifiksai pasien yang harus diinduvidualisasi untuk penggunaan kantor perwakilan, tetapi juga sistem tersebut juga harus disesuaikan agar sesuai dengan tipe-tipe kebutuhan para pasien yang bebeda dalm unit-unit keperawatan yang tidak sama. Ketika sistem klasifikasi pasien GRASP digunakan dalam suatu komunitas rumah sakit timur, para perawat dalam unit psikiatrik merasa perlu untuk membuat sistem meningkatkan ketepatannya akan psikiatrik para pasien ( Ehrman, 1987).

G. Kekosongan dan keadaan peralatan klasifikasi yang dapat dipercaya

Untuk suatu sistem klasifikasi pasien yang meramalkan keadaan beban kerja keperawatan yang dapat dipercaya, para perawat harus mengkategorisasikan para pasien secara tepat. Dua karateristik dari suatu ukuran sasaran yang efektif adalah kosong dan dapat dipercaya. Kekosongan adalh tingkatan dimana suatu sasaran mengukur apa tujuannya untuk mengukur. Suatu tujuan sistem klasifikasi pasien untuk mengukur jumlah waktu dan keahlian yang digunakan dalam merawatseorang pasien dengan karateristik-karateristik yang dinyatakan. Penyusun atau penulis dari suatu sistem klasifikasi pasien harus diperhatikan dengan tiga tipe kekosongan : bagian depan kekosongan , isi kekosongan , dan criteria dasar kekosongan. Bagian depan kekosongan ,yang paling lemah diantara ketiganya, merupakan tingkatan dimana suatu saran tampaknya mengukur apa tujuannya untuk mengukur. Apabila staf perawat yang melihat suatu peralatan klasifikasi pasien menyetujui bahwa elemen-elemen perawatan yang terdaftar dan intensitas tingkatan yang menghitung kenyataan perbedaan-perbedaan dalam waktu dan keahlian keperawatan yang dibutuhkan untuk merawat para pasien yang berbeda tipe , peralatan memiliki bagian depan kekosongan.

Isi kekosongan merupakan tingkat dimana suatu contoh-contoh elemen ukuran saran mewakili seluruh rangkaian kenyataan yang harus dihitung. Isi kekosongan dari suatu peralatan klasifikasi pasien mengarah pada perwakilan dari elemen-elemen perawatan atau penunjuk yang termasuk dalam instrument. Para perawat ahli dalam unit dimana peralatan yang digunakan harus menentukan apakah elemen-elemen atau petunjuk-petunjuknya mempengaruhi populasi pasien dan kegiatan-kegiatan perawatan yang secara khusus berhubungan dalam penyusunan tersebut (DeGroot,1998; Williams, 1998 ).

Kriteria dasar kekosongan adalah tingkatan dimana pengukuran-pengukuran yang di kumpulkan dengan menggunakan satu peralatan hubungan dengan pengukuran yang lain yang diterima sebagai ukuran-ukuran yang tepat dari fenomena yang sama. Kadang-kadang, suatu kantor perwakilan menemukan atau mengembangkan suatu peralatan klasifikasi pasien yang membutuhkan waktu yang secara tepat meramalkan waktu yang diperlukan untuk merawat apabila pasien dari berbagai tipe yang berbeda. Apabila seorang manajer perawat mengembangkan suatu peralatan yang membutuhkan sedikit waktu, ia dapat menguji criteria kekosonga yang berhubungan dengan peralatan yang baru dengan membandingkan data klasifikasi untuk kelompok pasien yang sama, mengguanakan peralatan-peralatan klasifikasi yang lama dan baru secara simultan. Para penemu pada suatu penemu rumah sakit universitas menyelidiki ramalan kekosongan dari sistem klasifikasi pasien kantor perwakilan, dimana tingkatan kebutuhan-kebutuhan perawatan para pasien yang diramalkan mempengaruhi perawatan yang nyata yang diberikan kepada para pasien , hasilnya membuktikan bahwa , dibalik seluruh unit perawatan pasien, arti kategori persetujuan diantara ukuran-ukuran prospektif dan reprosfektif adalah 0.89 dan arti intensitas persetujuan adalah 0.80 ( Whitney dan Killien, 1987). Suatu penelitian dari kejadian-kejadian perawatan pasien yang tidak direncanakan menyatakan bahwa 2 sampai 5 persen dari perawatan dalam pengobatan –pembedahan, psikiatrik, dan unit unit perawatan intensif neonatal tidak dapat diramalkan ; lebih sedikit dari 1 persen perawatan dalam penyembuhan dan unit-unit perawatan yang baru lahir tidak dapat diramalkan ; dan 11 persen dari perawatan dalam unit-unit perawatan kritis dewasa tidak dapat diramalkan . Penemuan-penemuan ini menunjukkan mengapa tidak mungkin meramalkan kebutuhan-kebutuhan kepegawaian perawata dengan ketepatan yang sempurna , bahkan dengan suatu sistem klasifikasi passion tipe faktor.

Keadaan yang dipercaya merupakan tingkatan dari isi dimana suatu peralatan mengukur apakah benar-benar mengukur. Karena keputusan-keputusan pembiayaan., kepegawaian dan pemberian tugas didasarkan pada klasifikasi pasien, para manajer perawat harus mencari suatu peralatan klasifikasi pasien dengan keadaan yang sangat di percaya; sehingga, suatu peralatan klasifikasi dapat dipercaya apabila seorang pasien diberikan kategori perawatan yang sama oleh perawat yang berbeda tingkatan yang menggunakan peralatan pada waktu yang sama. Seorang manajer dapat memaksimalkan keadaan peralatan klasifikasi pasien kantor perwakilan yang dapat dipercaya dengan melatih para personal keperawatan dalam menggunakan peralatan secara tepat, sehingga seluruh perawat menggunakan instrument dalam suatu gaya yang sama.

H. Standar-Standar Waktu keperawatan

Setelah suatu peralatan klasifikasi pasien disusun, langkah manajer selanjutnya adalah untuk mengembangkan standar-standar yang menunjukkan rata-rata waktu keperawatan per hari yang diperlukan oleh para pasien dalam setiap kategori perawatan. Metoda yang lebih terkenaluntuk mengumpulkan informasi ini dipertimbangkan, rata-rata sejarah, jangka waktu, contoh kerja, penggunaan standar- standar industri yang ditentukan, dan penelitian-penelitian waktu dan pergerakan (kirk, 1986). Metoda-metoda ini beragam dalam ket etapan dan penggunaan waktunya:

1. Pertimbangan.Para perawat ahli menggunakan dugaan-dugaan terdidik untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan keperawatan. Metoda ini cepat dan murah tetapi sering kali menyimpang.

2. Rata-rata sejarah. Manajer membagi jumlah jam kerja yang dimiliki oleh staf keperawatan dalam suatu klinik khusus tahun sebelumnya dari jumlah perawatan pasien perhari selama tahun yang sama. Metode ini murah dan mudah tetapi dilarang, karena banyak waktu staf yang masuk kedalam perhitungan.

3. Jangka waktu. Setiap pemberi pelayanan membuat tabel setiap tugas perawatan keperawatan yang dilakukan dan jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan setiap tugas. Metode ini murah,tetapi secara tepat tergantung pada kerajian cacatan yang dijaga oleh setiap pemberi pelayanan.

4. Contoh kerja. Para peneliti yang terlatih membuat secara acak, pernyataan penelitian-penelitian para personal keperawtan, mencatat setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dalam dan menghitung waktu yang biasanya digunakan dalam setiap tugas kerja. Metode ini mahal, dan keperawatannya tergantung pada kemampuan peneliti untuk secara benar mengidentifikasi kegiatan-kegiatan karyawan. Hal ini tidak tepat dalam mengkategorikan kegiatan-kegiatan pengenalan perawat.

5. Standar-standar industri yang ditentukan terlebih dahulu. Para manajer perawat menggunakan standar-standar waktu yang dikembangkan dan diterima oleh oara perawat ahli dalam kantor-kantor perwakilan kesehatan yang lain. Murh. Tepat hanya jika karakter-karakter fisik kantor perwakilan, pola-pola praktek, dan kepuasan tekanan kerja sesuai dengan kantor-kantor perwakilan dimana standar-standar waktu dikembangkan.

6. Penelitian-penelitian waktu dan pergerakan. Para perawat ahli menggunakan metode papan tulis dan stopwatch untuk mengukur waktu dan mencatat frekuensi dalam setiap tugas yang dilakukan oleh para personal keperawatan. Tepat, tetapi mahal (kirk, 1990).

Pada waktu yang sama dengan jam-jam keperawatan pasien per hari diperhitungkan, para peneliti harus memutuskan tugas-tugas keperawatan yang mana yang harus diberikan oleh para perawat profesional dan tugas yang mana ynag dapat dilakukan dengan aman oleh para personal tambahan. Informasi yang lain akan berguna dalam menentukan suatu gabungan karyawan yang profesional dan bukan profesional secara optimal.

I. Menentukan Gabungan Para Personal yang Profesional dan Bukan Profesional

Apabila kebijaksanaan kantor perwakilan kesehatan adalah untuk mesperkerjakan suatu gabungan para personal keperawatan yang profesional dan bukan profesional, data yang dikumpulkan dari pengamatan kerja para pemberi pelayanan secara langsung akan memberikan ukuran beban kerja unit secara keseluruhan yang lahir dari setiap tipe karyawan. Para ahli menyatakaan bahwa ketika para pasien memiliki penyakit yang lebih serius suatu ukuran yang lebih besar dari perawatan keperawatan mereka harus diberikan oleh para pekerja profesional untuk meyakinkan bahwa komplikasi ancaman kehidupan diperiksa dan diperlukan secara benar. Standar-standar untuk gabungan para personal beragam menurut waktu dan dari suatu kantor perwakilan yang lain.

Banyak sistem klasifikasi pasien yang terdahulu dikembangkan untuk digunakan dengan para pasien pengobatan pembedahan rumah sakit dalam ruang-ruang umum (Evans dan lewis, 1986). Akhir-akhir ini, sistem-sistem klasifikasi pasien telah dikembangkan untuk digunakan dengan para pasien psikiatrik (Eklof dan Weishuang, 1986); Ringerman dan luz, 1990); para pasien penyembuhan (Davis, 1983); ke[erawatan para pasien rumah (Hogan dan Smith, 1989; Sienkiewicz, 1984); para pasien orthopedic (Fray, 1984); para pasien perawatan intensif atau kritis (Corcoran dan Diers, 1989); Ethridge, 1985); para pasien perawatan perpindahan (Johnson, 1989; Miller dan Folse, 1989; parrinello et. Al, 1988); dan para pasien dengan larangan makan (olson dan Helstad, 1990).

J. Kelompok-kelompok yang berhubungan dengan diagnosa

Sebagai tambahan terhadap sistem-sistem klasifikasi pasien yang disusun untuk memberikan kualitas dan kuantitas setiap kebutuhan keperawatan para pasien, suatu tipe yang berbeda dari sistem klasifikasi dikembangkan untuk penggunaan dalam pembayaran yang prospektif dari biaya-biaya rumah sakit untuk resipien pengobatan. Semenjak permulaan dari program pengobatan pada tahun 1965, biaya-biaya rumah sakit telah meningkat secara tajam.

Menurut metoda yang memandang ke belakang rumah-rumah sakit suatu pembayaran kematian untuk menutupi keperawatan, ancillary, dan pekayanan-pelayanan rumah sakit serta suatu pembayaran sebagian untuk setiap pelayanan yang tidak tertutupi dalam harga kematian ( seperti biaya-biaya untuk ruang operasiinar, ruang penyambuhan, sinar-x, fisioterapi, terapi pernafasan). Metoda yang melihat kebelakang dari pembayaran kembali mendorong bagian perawatan yang tidak diperlukan, karena pemasukan rumah sakit bervariasi secara langlung dengan masa rawat inap pasien dn sejumlah perawatan rutin dan khusus yang diberikan (Grimaldi, 1982). Untuk mengawasi pengeluaran, kongres melewati PL 98-21 pada tahun 1983, memerintahkan suatu yang prospektif dari pada suatu harga yang ditentukan sebelumnya untuk perawatan pasien bagian dalam rumah sakit pemberi pengobatan menurut penempatan pasien dalam salah satu dari 467 diagnosa yang berhubungan dengan para kelompok.

Diagnosa yang berhubungan dengan para kelompok, atau sistem DRG, dikembangkan pada akhir tahun 1960-an. Sistem DRG merupakan suatu strategi untuk mengelompokkan pasien menurut demografi, diagnosa, dan karakter-karakter terapi yang berhubungan dengan penggunaan mereka pada fasilitas-fasilitas rumah sakit ( Fetter at. Al, 1980). Para pasien dikelompokkan menurut diagnosa-diagnosa utama, diagnosa-diagnosa kedua, usia dan prosedur pembedahan.

K. Ukuran perbedaan penyakit

Akhir akhir ini perbedaan ukuran penyakit telah dikembangkan dalam satu usaha untuk menjelaskan karakter karakter pasien yang menentukan intervensi keperawatan yang mana yang dibutuhkan.

Perbedaan ukuran ukuran penyakit yang paling umum adalah :

1. Indeks perbedaan penyakit secara computer.

Diagnose diagnosa pengobatan pasien,tanda tanda objektif, penemuan penemuan radiologi dll (horn dan hor,1986)

2. Tingkatan penyakit

a. Tingkat 1 : tidak ada komplikasi/komplikasi dari peragaman yang minimal.

b. Tingkat 2 : masalah masalah dari keragaman yang menengah suatu organ tersendiri dan pronogsis yang melemah.

c. Tingkat 3 : masalah masalah pada sisi yang banyak, dengan keterlibatan system umum dan pronogsis yang lemah.

d. Tingkat 4 : kejadian terakhir dari suatu penyakit atau kematian (Gonnela et al,1984)

3. Sistem pengobatan kelompok peragaman penyakit atau yang disebut Medisgroup.sistem ini menggunakan kunci ukuran-ukura fisiologikal,penemua-penemuan secara klinik,penemuan-penemuan laboratorium dan penemuan-penemuan radiologi untuk mengklasifikasikan para pasien terhadap perijinan kedalam salah satu dari lima kelompok menurut jumlah kunci penemuan-penemuan yang ada.

Tidak ada satupun dari kunci penemuan-penemuan yang hadir: nilaii 0-4

Penemuan-penemuan yang tidak khusus, minimal,dengan potensi yang lemah terhadap kegagalan bagian:nilai 5-9

1. Penemuan-penemuan yang akut dengan potensi yang tidak jelas untuk kegagalan bagian atau beragam penemuan dengan kejelasan,tetapi bukan potensi yang barbahaya bagi kegagalan bagian.keragaman atau keakutan,tetapi tidak kedunya: nilai 10-14

2. Penamuan-penemuan yang beragam dan akut dengan potensi yang tinggi terhadap kegagalan bagian dalam suatu waktu yang singkat:nila15-19

3. Penemuan penemuan kritis dari kegagalan bagian yang dinilai 20+,(Brewster et al;1985)

L. Intensitas ukuran keperawatan

Pengeluaran dan penghargaan perawatan keperawatan telah memacu perkembangan intensitas ukuran ukuran keperawatan satu ukuran tertentu dari jumlah dan kekomplekan dari perawatan keperawatan yang dibutuhkan oleh seorang pasien. Satu ukuran tertentu merupakan intensitas pasien bagi lingkungan.

Keperawatan atau PINI (Prescott,1991) alat ini mencakup 4 dimensi:

1. Keragaman penyakit.

2. Ketergantungan pasien.

3. Kekomplekan keperawatan.

4. Waktu

Penelitian penelitian sebelumnya telah menunjukan bahwa PINI merupakan suatu ukuran yang berlaku dari folume keperawatan dan kekomplekan dari para pasien rumah sakit. Para pengarang peralatan tersebut sedang mengembangkan suatu intensitas pasien bagi alat keperawatan untuk digunakan dalam perawatan perpidahan.(Prescott.1991)