Sabtu, 13 Oktober 2012

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PABRIK SUPER ROTI CIREBON




RELATIONSHIP OF HEALTH AND SAFETY EMPLOYES PROTECTIVE EQUIPMENT IN USE OF SELF EMPLOYEE PRODUCTIVITY IN THE BREAD FACTORY SUPER ROTI CIREBON

RitaKartika Sari,SKM,M.Kes,Sukardjo,SKM,M.Kes, 
Diah Lubis, S.Kep,Ners ,Frieska Dessy Alamanda
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Latar Belakang: Kepentingan perusahaan adalah apabila manajemen mengambil langkah-langkah menjamin kesehatan dan keselamatan para karyawannya, karena jika karyawan yang di serang penyakit atau mengalami kecelakaan di tempat pekerjaan, tingkat produktivitas kerja akan menurun, tingkat kemangkiran akan naik, keinginan pindah akan makin besar, dan kepuasan kerja mereka akan makin rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data bahwa pemilik pabrik mengusulkan kepada para karyawannya untuk menggunakan alat pelindung diri tetapi para karyawan tidak menyetujuinya.
Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Populasi yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 40 orang. Sampel yang diambil berjumlah 40 orang atau keseluruhan dari populasi yang disebut dengan teknik total sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan rumus pearson.
Hasil: berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 40 (100,0%) responden penelitian sebagian besar memiliki karakteristik umur dewasa muda sebanyak 16 orang (40,0%), jenis kelamin didominasi laki-laki sebanyak 21 orang (52,5%), pendidikan terbanyak SMP sebanyak 27 orang (67,5%), dan masa kerja terbanyak antara 2-10 tahun sebanyak 31 orang (77,5%). Hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak 38 orang (95,0%) karyawan telah melaksanakan program K3 yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri sedangkan 2 orang (5,0%) karyawan tidak menggunakan alat pelindung diri, dan sebanyak 39 orang (97,5%) karyawan produktivitas kerjanya baik sedangkan 1 orang (2,5%) karyawan produktivitas kerjanya buruk.
Simpulan: ada hubungan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dalam penggunaan alat pelindung diri terhadap produktivitas kerja karyawan di pabrik super roti cirebon (p value < 0,05).

Kata Kunci : Pelaksanaan program K3, Alat pelindung diri, Produktivitas kerja
Daftar Pustaka: 25 (1985-2012)

ABSTRACT

Background: The important of the company is the management takes steps to ensure the health and safety of its employes, because if the employes attract of the illness or accident at work, the level of labor productivity will decrease, absenteism will increase, the desire to move will be greater, and their job satisfaction will be lower. Based on the results of a preliminary study of data obtained suggest that the factory owners to their employes to use personal protective equipment, but the employes do not agree.
Methods: The study design used quantitative correlation with the cross sectional approach. The data was collected by questionnaire. Population in this study were all employes, amounting to 40 people. Samples taken are 40 people or the whole of the population is called the total sampling technique. The data obtained were processed statistically using the Pearson’s formula.
Results: based on the results of the analysis found that of 40 (100.0%) survey respondents characterized the majority of young adulthood as many as 16 people (40.0%), sex, male-dominated as many as 21 people (52.5%), Most junior high school education by 27 people (67.5%), and the majority of work between 2-10 years as many as 31 people (77.5%). The results also showed as many as 38 people (95.0%) of employes K3 has implemented a program that is using personal protective equipment while 2 persons (5.0%) of employes not using personal protective equipment, and as many as 39 people (97.5%) employee productivity, while a person works well (2.5%) of employes working poor productivity.
Conclusion: there is a program implementing health and safety of employ
es in the use of personal protective equipment for employee productivity at the factory super bread Cirebon (p value <0 .05=".05" span="span">

Keywords: Implementation of the K3 program, personal protective equipment, labor productivity.
Bibliography: 25 (1985-2012)

PENDAHULUAN
Karyawan pada saat ini mengharapkan perusahaan agar memberikan lingkungan kerja yang aman, terjamin, dan sehat, akan tetapi banyak pemberi kerja menganggap kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai hasil kerja yang tidak diinginkan dan tidak dapat dihindari. Pemikiran ini mungkin masih lazim di banyak lokasi industri di negara berkembang. Pada sebagian besar negara maju, pemikiran ini telah diganti dengan konsep pencegahan dan pengendalian untuk memperkecil atau meniadakan resiko di tempat kerja. Pada banyak negara berkembang, terdapat persoalan kesehatan dan keselamatan yang signifikan di tempat kerja (Mathis, R.L, & Jackson, J. H, 2004).
Penyediaan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) hanya dipandang perlu jika metode-metode perlindungan yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau. Dengan seluruh jenis Alat Perlindungan Diri yang tersedia, pemasok akan menyarankan jenis yang paling sesuai untuk kebutuhan perlindungan pekerja dan dapat menawarkan beberapa pilihan berdasarkan material, desain, warna, dan sebagainya (Ridley, 2006).
Kondisi fisik yang menyenangkan sangat berperan dalam pemeliharaan  kesehatan dan keselamatan kerja dan bahkan juga dapat mencegah terjadinya kejenuhan dan kebosanan. Sesungguhnya kepentingan perusahaan adalah apabila manajemen mengambil langkah-langkah menjamin kesehatan dan keselamatan para karyawannya, karena jika karyawan yang di serang penyakit atau mengalami kecelakaan di tempat pekerjaan, tingkat produktivitas kerja akan menurun, tingkat kemangkiran akan naik, keinginan pindah akan makin besar, dan kepuasan kerja mereka akan makin rendah (Siagian, 2002). Berdasarkan fenomena diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dalam penggunaan alat pelindung diri terhadap produktivitas kerja karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehubungan dengan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dalam penggunaan alat pelindung diri terhadap produktivitas kerja karyawan

METODOLOGI
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada beberapa populasi yang diamati pada waktu yang bersamaan (Hidayat, 2007). Penelitian korelasi bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antarvariabel (Nursalam, 2008)
Responden dalam penelitian ini adalah semua karyawan tetap di pabrik super roti Cirebon. Penelitian ini dilaksanakan pada 29 Mei-03 Juni 2012 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan close ended yang menggunakan skala Likert, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di masyarakat atau yang dialaminya (Hidayat, 2003). Ada dua bagian kuesioner, yaitu kuesoner A yang berisi pertanyaan tentang K3 dalam penggunaan alat pelindung diri di pabrik terdiri dari 15 pertanyaan dengan kriteria jawaban responden ya bernilai 2 dan tidak bernilai 1, kategori baik skor 16-30 dan buruk skor 1-15 menggunakan skala ukur nominal. Kuesioner B yang berisi pertanyaan tentang produktivitas kerja terdiri dari 15 pertanyaan dengan kriteria jawaban responden ya bernilai 2 dan tidak bernilai 1, kategori baik skor 16-30 dan buruk 1-15 menggunakan skala ukur nominal. Maka menggunakan rumus Pearson Product Moment.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Pelaksanaan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Program K3 Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di Pabrik Super Roti Cirebon, Juni 2012 (n=40)
Pelaksanaan Program K3 Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Baik
38
95,0
Buruk
2
5,0
Total
40
100,0

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 40 responden sebagian besar telah menerapkan pelaksanaan program K3 dalam penggunaan Alat Pelindung Diri yaitu sebanyak 38 orang (95,0%), sedangkan responden yang tidak menerapkan yaitu sebanyak 2 orang (5,0%).
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmah Azmi (2008), dengan judul penerapan sistem manajemen K3 oleh P2K3 untuk meminimalkan kecelakaan kerja di PT. Wijaya Karya Beton Medan yaitu dengan hasil bahwa dari 16 responden 12 orang (75%) diantaranya melaksanakan program K3 dengan baik.
Hasil penelitian ini menurut peneliti adalah pelaksanaan dan penerapan SMK3 yang maksimal dibutuhkan kerja sama dan peran serta semua pihak baik itu manajemen, pengurus P2K3 maupun tenaga kerja. PT Wika Beton Sumut telah memperlihatkan kerjasama yang baik. Pelaksanaan SMK3 yang baik inilah yang mungkin menjadi penyebab turunnya angka kecelakaan kerja di perusahaan hingga sampai pada angka 0 (nol) di tahun 2008.
Di Pabrik Super Roti Cirebon sudah memulai pencegahan penyakit dan kecelakaan kerja, yaitu dengan membagikan alat pelindung diri bagi karyawan saat sedang bekerja di pabrik. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan angka penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat menurun.

B.   Produktivitas Kerja Karyawan
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Produktivitas Kerja Karyawan di Pabrik Super Roti Cirebon, Juni 2012 (n=40)
Produktivitas Kerja Karyawan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Baik
39
97,5
Buruk
1
2,5
Total
40
100,0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui dari 40 responden sebagian besar produktivitas kerjanya baik yaitu sebanyak 39 orang (97,5%), sedangkan responden yang produktivitas kerjanya buruk ada 1 orang (2,5%).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida Ekawati (1999), dengan judul pengaruh absensi dan motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja pada PT Pos Indonesia (Persero) di Purwodadi Kabupaten Grobogan yaitu dengan hasil dari 30 responden 16 orang (53,3%) diantaranya sudah mematuhi peraturan dengan baik, selebihnya dirasakan cukup mematuhi peraturan perusahaan. Disini terlihat bahwa responden menganggap produktivitas tenaga kerja sangat mempengaruhi hasil kerja manusia dengan segala masalah yang dihadapi dan bervariasi.
Menurut Soeprihanto (1996) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas diantaranya adalah pendidikan dan latihan keterampilan, gizi/nutrisi, kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi atau kemauan, kesempatan kerja, kesempatan manajemen dan kebijakan pemerintah. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pabrik Super Roti Cirebon untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah dengan mengikutsertakan karyawan-karyawannya dalam pelatihan keterampilan yang diadakan oleh Bogasari, dengan begitu pimpinan pabrik berharap selain mendapatkan keterampilan baru, karyawannya juga dapat lebih giat bekerja untuk menghasilkan roti yang berkualitas.

C.    Hubungan Pelaksanaan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Karyawan Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.
Tabel 4.7
Tabel Silang Hubungan Pelaksanaan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Karyawan Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Pabrik Super Roti Cirebon, Juni 2012 (n=40)

Produktivitas Kerja Karyawan
Total
P Value
r

Baik
Buruk



Pelaksanaan Program K3 Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri
Baik
38
(95,0%)
0
(0%)
38
(95,0%)
0,000
0,698
Buruk
1
(2,5%)
1
(2,5%)
2
(5,0%)
Total
39
(97,5%)
1
(2,5%)
40
(100,0%)


Berdasarkan tabel 4.8 diatas dari hasil perhitungan tabulasi silang dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan alat pelindung diri dan produktivitas kerjanya baik adalah 38 orang (95,0%), sedangkan responden yang tidak menggunakan alat pelindung diri dan produktivitas kerjanya baik adalah sebanyak 1 orang (2,5%). Responden yang menggunakan alat pelindung diri dan produktivitas kerjanya buruk tidak ada (0%), sedangkan responden yang tidak menggunakan alat pelindung diri dan produktivitas kerjanya baik adalah 1 orang (2,5%).
Hasil analisa uji Pearson diperoleh nilai significancy 0,000 karena nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel, sedangkan r Pearson adalah 0,698 ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel adalah kuat.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2007), dengan judul hubungan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas karyawan (studi kasus : bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor) dengan uji korelasi Spearman Brown diperoleh nilai significancy 0,000 karena nilai  p < 0,01 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara K3 dengan produktivitas karyawan. Menurut peneliti hal ini menunjukkan kontrol lingkungan kerja dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan memadai akan mendukung pelaksanaan kerja karyawan serta menciptakan suasana kerja yang menyenangkan sehingga karyawan akan bekerja semakin produktif.
Pabrik Super Roti Cirebon sedang menjalankan program K3 khususnya dalam penggunaan alat pelindung diri, hal ini bermaksud selain untuk melindungi karyawan dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja juga untuk meningkatkan produktivitas kerja dengan menekan angka absensi (tidak masuk kerja) karyawan karena alasan sakit.



KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan tentang hubungan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam penggunaan alat pelindung diri terhadap produktivitas kerja karyawan di Pabrik Super Roti Cirebon, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Pelaksanaan program K3 dalam penggunaan alat pelindung diri pada karyawan sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 38 orang (95,0%).
2.    Produktivitas kerja responden sebagian besar sudah baik yaitu sebanyak 39 orang (97,5%).
3.    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan secara signifikan (bermakna) antara pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam penggunaan alat pelindung diri terhadap produktivitas kerja karyawan di Pabrik Super Roti Cirebon yang dibuktikan dengan nilai p-value 0,000 < 0,05.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. (2003). Teknik Penulisan Ilmiah (Edisi 1), Jakarta : Widya Medika.
                     (2007). Teknik Penulisan Ilmiah (Edisi 2), Jakarta : Widya Medika.
Mathis, R. L. (2004). Manajemen Sumber Daya Alam (Edisi 10), Jakarta : Salemba Empat.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta :Salemba Medika.
Ridley, J. (2006). Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Jakarta : Erlangga.
Siagian, S. P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : Rineka Cipta.
Soeprihanto, J. (1996). Manajemen Personalia, Yogyakarta : BPFEE.

HUBUNGANMOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG




Relation Between Motivation Work Nurse with the use of PPE in Islam Sultan Agung Hospital Semarang

H.Sukardjo,SKM,M.Kes,Rita Kartika Sari ,SKM,M.Kes,
Moh Abdul Rouf,S.Kep,Ners ,Anuti Nur Khasanah
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sultan Agung Semarang

ABSTRAK
Latar balakang: Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Namun demikian, untuk menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang di perkirakan. Permasalahannya adalah pimpinan yang mendorong seorang perawat bekerja sangat bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dalam penggunaan APD, sangat produktif dan mempunyai kemampuan tinggi dalam penggunaan APD dan tanggung jawabnya dalam menangani pasien. Sebaliknya ada perawat yang malas, dan kurang memiliki semangat dan gairah penggunaan APD, sehingga mudah tertular penyakit.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Total sampling. Populasinya adalah semua pegawai tetap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, yang berjumlah 163 orang. Dan sampel untuk uji validitas berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan angket. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square dan dilanjutkan uji Fisher.
Hasil: Dari hasil penelitian bahwa dari 145 responden (88,9%) yang memiliki motivasi baik, 69 responden (42,3%) sering, 51 responden (31,3%) selalu, 25 responden (15,3%) kadang-kadang dan 0 responden tidak pernah menggunakan APD. Sedangkan 18 responden (11,1%) yang kurang memiliki motivasi, 2 responden (1,2%) sering, 7 responden (4,3%) selalu, 7 reponden (4,3%) kadang-kadang dan 2 responden (1,2%) tidak pernah termotivasi penggunaan APD. Hasil analisis data Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang signifikan ditunjukkan dengan hasil nilai P-Value = 0,003 < 0,05.
Simpulan:  Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value = 0,003 < 0,05.

Kata kunci: Motivasi Kerja, Penggunaan APD, Perawat
Daftar Pustaka: 31 (1996-2012)

ABSTRACT
Background: Motivation is the causing, distributing, and supporting human behavior, for work diligently and enthusiastically to achieve optimal results. However, to motivate nurses work, not as easy as in the estimate. The problem is the leadership that drives a working nurse capabilities vary widely and different from one another. It can be seen in one nursing unit, there are nurses who are diligent in the use of Personal Protective Equipment (PPE), very productive and has a high capability in the use of PPE and than responsibilities in dealing with patients. Instead there are nurses who are lazy, and lacking the spirit and passion of PPE use, they are vulnerable to disease.
Methods: This research use quantitative non-experimental of correlation with cross sectional approach. Population are all permanent employees in Islam Sultan Agung Hospital Semarang, is counted 163 sample and people taken with total sampling technique. At this research of used sample amount to 30 people. Data was collected through questionnaire. Statistical tests uses Chi-square test and Fisher test.
Results: Result of the research that of the 145 respondents (88.9%) nurse had good motivation, 69 respondents (42.3%) often, 51 respondents (31.3%) always, 25 respondents (15.3%) some- Sometimes, and 0 respondents never use the PPE. While 18 respondents (11.1%) who lack the motivation, 2 respondents (1.2%) often, 7 respondents (4.3%) always, 7 respondents (4.3%) sometimes and 2 respondents (1,2%) were never motivated the use of PPE. The results of data analysis Nurse Employment Relations Motivation by Use of PPE in Hospital Sultan Agung Islamic significant Semarang indicated by the value of P-Value = 0.003 <0 .05.=".05." span="span">
Conclusion: This is indicated by the P-value = 0.003 <0 .05.=".05." span="span">

Keywords: Motivation work, use of PPE, Nurse
Bibliography: 31 (1996-2012)


PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan perawat terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit adalah dengan cara memberikan alat pelindung diri (APD). Pemberian APD kepada perawat merupakan cara kerja yang aman tergantung dari jenis pekerjaan dan tingkat resiko dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan APD merupakan usaha untuk mengurangi resiko secara maksimal. (DEPKES, 2008).
Alat pelindung diri merupakan alat yang digunakan untuk melindungi perawat dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya karena perawat memiliki resiko kecelakaan kerja tertinggi dibandingkan sektor pekerjaan lain. Di Indonesia, informasi yang diterbitkan oleh Sriwijaya Pos menyebutkan dari survei yang dilakukan di RSMH (Rumah Sakit Dr.Moh.Hoesin) Palembang mengenai kasus pengelolaan benda tajam, terdapat 17 % kecelakaan kerja karena tertusuk benda tajam (jarum suntik), 70 % terjadi sesudah pemakaian dan sebelum pembuangan, 13 % sesudah pembuangan, 40 % karena penyarungan jarum suntik. Berdasarkan penelitian NSC ( National Safety Council ) penyebab kecelakaan kerja 88% unsafe behaviour, 10% unsafe condition, 2% tidak diketahui penyebabnya. Perilaku seseorang menurut L. Green dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan variabel demografik, ketersediaan sumber daya kesehatan, pelatihan, keluarga, rekan kerja, supervisi yang merupakan penyebab dasar terjadinya suatu perilaku yang bertujuan mengetahui faktor yang berhubungaan dengan pemakaiaan APD pada perawat yang bekerja di rumah sakit. (DEPKES ,2004).
Penggunaan APD di RS di Indonesia ternyata lebih dari 40%, dan  kenyataan di lapangan para perawat rata-rata hanya menggunakan salah satu APD (jas lab, sarung tangan, atau masker saja) saat menangani pasien. Adapun alasan perawat tidak menggunakan APD ketika menangani pasien, pada umumnya (52%) di rumah sakit tidak tersedia APD yang lengkap. Tidak tersedianya APD di rumah sakit kemungkinan di sebabkan karena kurangnya perhatian dari kepala ruang dalam penyediaan APD, atau anggaran rumah sakit yang terbatas sehingga dana untuk pengadaan APD  juga menjadi terbatas. Alasan lain perawat karena malas, lupa, tidak terbiasa dan repot. Alasan-alasan tersebut sangat terkait dengan  kesadaran/perilaku perawat dalam penggunaan APD. Penyebab utamanya kemungkinan karena kurangnya pemahaman perawat terhadap bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya penyakit yang berbahaya. (Kusnindar, 1997).
Kewaspadaan penggunaan APD hendaknya dipatuhi oleh tenaga kesehatan karena ia merupakan panduan mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu (Depkes RI, 2003). Berdasarkan fenomena diatas,tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat tentang pentingnya penggunaan APD untuk pencegahan infeksi dan penyakit.

METODOLOGI
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional non eksperimen dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada beberapa populasi yang diamati pada waktu yang bersamaan (sekali waktu) dengan menggunakan kuesioner dan angket. (A.A.Hidayah, 2007).
Responden dalam penelitian ini adalah semua perawat pegawai tetap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 dengan jumlah responden sebanyak 163 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner atau daftar pertanyaan dengan menggunakan skala nominal, karena merupakan skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, dan setuju atau tidak yang terdiri dari 2 bagian, yaitu : kuisioner A berisi tentang motivasi kerja perawat dengan jumlah 15 pertanyaan dengan kategori baik jika menjawab > 15 dan kurang jika menjawab ≤ 14. Skor 2 untuk jawaban sangat setuju, 1 untuk jawaban setuju dan 0 untuk jawaban tidak setuju. Dan angket B, berisi tentang penggunaan APD dengan jumlah 25 cheklist dengan kategori Sering:75-100, Selalu:51-75, kadang-kadang:26-50, tidak pernah:0-25. skor 1 untuk jawaban tidak pernah, Skor 2 untuk jawaban kadang-kadang, Skor 3 untuk jawaban selalu, Skor 4 untuk  jawaban sering. Maka digunakan uji Chi-square dilanjutkan uji Fisher.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Motivasi Kerja Perawat
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Motivasi kerja Perawat di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)

Motivasi
Frekuensi (f)
Prosentase (%)
Kurang
Baik
18
145
11,04 %
88,96%
Total
163
100,0 %


Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan hasil penelitian bahwa dari 163 responden, dapat dinyatakan bahwa frekuensi responden yang paling banyak adalah responden yang memiliki motivasi yang baik yaitu sebanyak 145 responden (88,96%), selebihnya yang kurang memiliki motivasi yaitu sebanyak 18 responden (11,04 %).
Pernyataan tersebut diatas juga didukung Sunarto (2005), motivasi bisa didefenisikan sebagai perilaku yang berorientasi tujuan. Memotivasi ialah mengajak perawat mengikuti kemauan untuk menyelesaikan tugas. Memotivasi diri sendiri ialah menetapkan arah diri sendiri dan mengambil tindakan untuk sampai ketujuan tersebut. Perawat merasa termotivasi, apabila merasa tindakannya mengarah pada pencapaian tujuan dan imbalan berharga yang akan memuaskan kebutuhan mereka. Motivasi kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan. Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang diinginkan atau melaksanakan tugas sesuai aturannya.
Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah mulai termotivasi dalam menggunakan APD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang kepala ruang harus memiliki kemampuan dan keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk dapat menggerakan perawat melaksanakan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.




B.     Penggunaan APD
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Penggunaan APD di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)

Penggunaan APD
Frekuensi
Prosentase
Tidak pernah
Kadang-kadang
Selalu
Sering
2
32
58
71
1,2 %
19,6 %
35,6 %
43,6 %
Total
163
100%

Dari hasil penelitian tentang motivasi penggunaan APD pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa frekuensi responden yang sering sebanyak 71 responden (43,6%), selalu sebanyak 58 responden (35,6%), kadang-kadang sebanyak 32 responden (19,6%), dan tidak pernah adalah 2 responden (1,2%).
Pernyataan tersebut juga didukung oleh UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan PP R.I no 102 tahun 2000 tentang standar nasional Indonesia (SNI). Melalui peraturan ini diatur pemberian perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. (DEPKES, 2000).
Menurut Depkes (2003), Adapun prinsip utama prosedur penggunaan APD dalam pelayanan kesehatan adalah  menjaga  higiene  sanitasi  individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Kewaspadaan APD hendaknya dipatuhi oleh tenaga kesehatan karena merupakan panduan mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.
C.    Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD
Tabel 4.7
Tabel silang dan uji korelasi Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)

Variabel
APD
Total
X2
P value
Koefisien kotingensi

Tidak pernah
Kadang-kadang
Selalu
Sering
Motivasi
Kurang
2
7
7
2
18
24,886
0,000
0,364

Baik
0
25
51
69
145



Total

2
32
58
71
163



a. 3 cells (37,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,22.
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa motivasi kurang APD tidak pernah 2 responden (1,2%), motivasi kurang APD kadang-kadang 7 responden (4,3%), motivasi kurang APD selalu 7 responden (4,3%), motivasi kurang APD sering 2 responden (1,2%), sedangkan motivasi baik APD tidak pernah 0 responden, motivasi baik APD  kadang-kadang 25 responden (15,3%), motivasi baik APD selalu 51 responden (31,3%), dan motivasi baik APD sering 69 responden (42,3%).
Uji analisa secara statistik hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD menggunakan uji Chi-square diperoleh p value 0,000 < α (0,05),  hitung yaitu 24,886 dan Koofisien Kontingensi 0,364. Pada uji Chi-squareterdapat 3 sell (37,5%) expected countnya ≤ 5 maka dilakukan dengan uji Fisher dengan tabel 2x2.
Tabel 4.8
Tabel Fisher(2x2) Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di RSI Sultan Agung Semarang
Bulan Mei 2012
(n=163)
Variabel
APD
Total
X2
P value
Koefisien kontingensi

Tidak pernah & kadang-kadang
Selalu & sering
Motivasi
Kurang
9
9
18
10,409a
0,003
0,245

Baik
25
120
145



Total

34
129
163



a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,75.

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa motivasi kurang APD tidak pernah dan kadang-kadang 9 responden (5,5%), motivasi kurang APD selalu dan sering 9 responden (5,5%), sedangkan motivasi baik APD tidak pernah dan kadang-kadang 25 responden (15,3%), dan motivasi baik APD selalu dan sering 120 responden (73,6%). Uji analisa secara statistik hubungan motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD menggunakan uji Fisher diperoleh p value 0,003 < α (0,05),  hitung yaitu 10,409 dan Koofisien Kontingensi 0,245. Demikian hasil ini menunjukkan bahwa p value<0,05 sehingga Ha diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara motivasi kerja perawat dengan penggunaan APD.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kesehatan kerja, Rumah Sakit perlu memelihara kesehatan para perawat, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan para perawat yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para perawat secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif (Suma’mur, 1993).
 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang selalu menerapkan penggunaan alat pelindung diri, hal ini bermaksud selain untuk melindungi perawat dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja juga untuk meningkatkan produktivitas kerja dengan menekan angka absensi (tidak masuk kerja) perawat karena alasan sakit.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagian besar responden menyatakan Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sudah baik dengan jumlah 145 responden (88,96%).
2. Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan penggunaan APD yang sering sebanyak  71 responden (43,6%).
3. Ada Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Penggunaan APD di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan hasil penelitian dengan Uji Fisher diperoleh p value 0,003 < α (0,005).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Edisi Revisi IV hal 34). Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar. S, (1996). Sikap dan Pengukurannya hal 45. Jakarta: Pustaka Pelajar.
DEPKES RI. (2003). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
                     . (2004). Perjalanan Menuju Indonesia Sehat 2011. Jakarta: Depkes RI.
                   . (2008). Buku Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta: Depkes RI.
Gandasoebrata. (1999). Kesehatan dan Keselamatan Kerja hal 68. Jakarta: Erlangga.
Hamilton. (1998). Praktek Keperawatan Profesional hal 98. Jakarta : EGC.
Hasibuan. (2005). Pengertian Motivasi. http:// www. Blog Klik Harry.com diakses 16 Januari 2012.
Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan hal 46. Jakarta: Salemba Medika.
                     . (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan hal 50. Jakarta: Salemba Medika.
                      . (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2 hal 35. Jakarta: Salemba Medika.
Irwanto. (1996).  Motivasi Kerja Perawat. http:// www. Blog Irwan.com diakses 17 Januari 2012.
Kuntoro, Agus. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan hal 71-75. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusnindar. (1997). Alat Pelindung Diri. http:// www. Blog Kus.com diakses 22 Januari 2012.