A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini berusaha mengutarakan perbedaan efektifitas antara metode diskusi dan metode problem solving pada upaya peningkatan pengetahuan dan sikap penderita terhadap DM, sehingga dapat dikatakan bahwa beberapa hal menyangkut penelitian yang dilakukan sebagai berikut.
1. Materi lebih menitikberatkan pada upaya penanganan dan pencegahan terhadap penyakit DM.
2. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan adalah diskusi dan problem solving.
3. Responden adalah pasien DM pada RSD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.
Apabila melihat kekhususan yang penulis terapkan dalam proses penelitian yang dilaksanakan, maka tetap ada beberapa keterbatasan yang penulis temukan. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode diskusi dan metode problem solving, padahal untuk melaksanakan promosi kesehatan terutama pencegahan penyakit DM ini dapat dilakukan dengan metode lain.
Lingkup responden yang kecil, yang hanya diwakili 3 (tiga) kelompok responden dalam satu rumah sakit masih dapat diperluas dengan jumlah responden yang lebih banyak serta lingkup daerah penelitian yang lebih luas. Namun karena keterbatasan sumber daya yang ada, maka penulis hanya melakukan seperti yang diuraikan di atas.
B. Karakteristik Responden
1. Umur.
Tabel 4.1
Umur Responden
No. Kelompok Umur Diskusi Problem
Solving Kontrol Jumlah Persentase
(%)
1 40 - 44 7 7 4 18 20.00
2 45 - 49 6 5 5 16 17.78
3 50 - 54 8 8 8 24 26.67
4 55 - 59 7 7 8 22 24.44
5 60 - 64 1 2 3 6 6.67
6 65 - 69 1 1 0 2 2.22
7 70 - 74 0 0 1 1 1.11
8 75 - 79 0 0 1 1 1.11
9 80 - 84 0 0 0 0 0,00
J u m l ah 30 30 30 90 100.00
Berdasarkan hasil rekapitulasi data umum dari ketiga kelompok responden penelitian yaitu kelompok diskusi, problem solving dan kontrol, diketahui bahwa umur termuda adalah 40 tahun dan yang tertua 76 tahun. Selanjutnya guna memudahkan pembacaan data, peneliti melakukan pengelompokkan umur dengan interval 5 pada setiap kelompok responden. Gambaran selengkapnya deskripsi umur ini tercantum pada tabel 4.1 di bawah ini.
Merujuk pada data tabel 4.1, diketahui bahwa kelompok umur 50-54 adalah yang terbanyak yaitu 24 orang atau sebesar 26,67%. Sedangkan untuk kelompok umur yang tidak ada anggotanya adalah kelompok umur 80 -84.
2. Pendidikan.
Tabel 4.2
Pendidikan Responden
No. Tingkat Pendidikan Diskusi Problem
Solving Kontrol Jumlah Persentase
(%)
1 SLTP 5 3 4 12 13.33
2 SLTA 17 15 15 47 52.22
3 Diploma III 2 5 4 11 12.22
4 Sarjana (S-1 / S-2) 6 7 7 20 22.22
J u m l ah 30 30 30 90 100.00
Merujuk pada data tabel di atas diketahui bahwa tingkat pendidikan SLTA adalah yang terbanyak yaitu 47 orang atau sebesar 52,22%. Sedangkan pendidikan Diploma III adalah yang paling sedikit yaitu 11 orang atau sebesar 12.22%.
3. Pekerjaan.
Tabel 4.3
Pekerjaan Responden
No. Jenis Pekerjaan Diskusi Problem
Solving Kontrol Jumlah Persentase
(%)
1 PNS / ABRI / POLRI 19 23 25 67 74.44
2 Swasta 3 6 5 14 15.56
3 Petani 2 0 0 2 2.22
4 Nelayan 0 0 0 0 0.00
5 Ibu Rumah Tangga 0 0 0 0 0.00
6 Lain-lain 6 1 0 7 7.78
J u m l ah 30 30 30 90 100.00
Berdasarkan data yang tercantum pada tabel di atas diketahui bahwa jenis pekerjaan PNS / ABRI / POLRI adalah yang terbanyak yaitu 67 orang atau 74,44%. Sedangkan jenis pekerjaan nelayan dan ibu rumah tangga tidak ada perwakilannya. Perlu disampaikan di sini bahwa jenis pekerjaan lain-lain diperuntukkan bagi jenis-jenis pekerjaan yang belum termasuk pada kelima pekerjaan sebelumnya. Pada kelompok diskusi dan problem solving, jenis pekerjaan lain-lain diisi oleh responden dengan jenis pekerjaan pensiunan.
4. Pendapatan.
Tabel 4.4
Pendapatan Responden
No. Pendapatan Diskusi Problem
Solving Kontrol Jumlah Persentase
(%)
1 < Rp. 1.000.000 8 2 8 18 20.00
2 Rp. 1.000.000 - 2.000.000 20 21 20 61 67.78
3 > Rp. 2.000.000 2 7 2 11 12.22
J u m l ah 30 30 30 90 100.00
Merujuk pada data yang tercantum pada tabel di atas diketahui bahwa responden dengan pendapatan antara Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 2.000.000,- adalah yang terbanyak yaitu 61 orang atau sebesar 67,78%. Sementara itu untuk responden dengan pendapatan lebih besar dari (>) Rp. 2.000.000,00 adalah yang paling sedikit yaitu 11 orang atau sebesar 12,22%.
5. Asal / Alamat Responden.
Tabel 4.5
Alamat Responden
No. Alamat
Responden Diskusi Problem
Solving Kontrol Jumlah Persentase
(%)
1 Dalam Kota 18 22 22 62 68.89
2 Desa / Luar Kota 12 8 8 28 31.11
J u m l ah 30 30 30 90 100.00
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa asal / alamat responden sebagian besar adalah dari dalam kota, yaitu sebanyak 62 orang atau sebesar 68,89%. Sementara itu sisanya yaitu 28 orang atau 31,11% berasal dari luar kota.
C. Analisis Pengetahuan dan Sikap dengan Metode Diskusi dan Problem Solving
1. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah kemampuan responden untuk menjawab tes pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus dan penatalaksanaannya, sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan bentuk soal pilihan salah satu benar sebanyak 30 buah, setiap jawaban yang benar mendapatkan nilai 2 dan jawaban yang salah bernilai 1. Berikut hasil penelitian yang didapat.
a. Hasil Pre-Test Pengetahuan
Tabel 4.6
Deskripsi Nilai Pengetahuan Responden Tahap Pre-Test
Diskusi Problem Solving Kontrol
N 30 30 30
Nilai Minimum 30 33 35
Nilai Maksimum 47 48 48
Rata-rata 40.5000 41.3667 41.9333
Standar Deviasi 4.4548 4.5295 3.3726
Nilai N menyatakan jumlah observasi yang dinyatakan valid (tersedia) yaitu 30 untuk setiap kelompok, dengan demikian karena pada setiap kleompok jumlah N nya adalah 30 maka bisa dikatakan bahwa tidak ada data yang hilang (missing).
Mean atau nilai rata-rata menunjukkan bahwa sebaran kumulatif jawaban responden ada di sekitar angka tersebut. Hasil pengukuran terhadap tingkat pengetahuan 30 responden sebelum perlakuan (pre-test) diperoleh rerata 40,5000 untuk kelompok diskusi, 41,3667 untuk kelompok problem solving dan 41,9333 untuk kelompok kontrol.
Standar deviasi menyatakan rerata jarak masing-masing responden dengan rerata jawaban bersama. Semakin kecil standar deviasi, maka semakin kecil sebaran terjadi terhadap skor jawaban. Secara berurutan nilai standar deviasi mulai dari yang terkecil adalah : kelompok kontrol (3.3726), kelompok diskusi (4.4548) dan terakhir kelompok problem solving (4.5295).
Hasil uji-t terhadap skor jawaban antara kelompok diskusi dengan problem solving didapatkan nilai –1,819 dengan probabilitas 0,079 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna darihasil pre-test kelompok diskusi dan problem solving. Dengan kata lain kedua kelompok berangkat dari pengetahuan yang sama mengenai penyakit diabetes mellitus.
b. Hasil Post-Test Pengetahuan
Tabel 4.7
Deskripsi Nilai Pengetahuan Responden Tahap Post-Test
Diskusi Problem Solving Kontrol
N 30 30 30
Nilai Minimum 35 38 35
Nilai Maksimum 50 50 48
Rata-rata 45.0333 46.7667 42.5667
Standar Deviasi 4.0042 3.02977 3.0703
Selanjutnya berikut ini dideskripsikan nilai post-test dari variabel pengetahuan untuk ketiga kelompok penelitian. Jumlah observasi yang dinyatakan valid (tersedia) yaitu N=30 untuk masing-masing kelompok, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada data yang hilang (missing). Berdasarkan data yang tercantum pada tabel di atas diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata yang menunjukkan besaran nilai yang mempunyai jarak sama antara nilai minimum dengan maksimum untuk kelompok diskusi sebesar 45.0333; kelompok problem solving sebesar 46.7667 dan kelompok kontrol sebesar 42.5667. Kemudian untuk nilai standar deviasi, kelompok kontrol mempunyai nilai sebaran yang paling kecil yaitu 3.0703 kemudian kelompok problem solving sebesar 3.02977 dan kelompok diskusi 4.0042.
Selanjutnya untuk melihat perbedaan yang terjadi antara sebelum perlakuan dengan sesudah perlakukan, dilakukan uji t-test dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang efektivitas perlakuan yang telah diberikan. Hasil uji t-test untuk variabel pengetahuan pada kelompok diskusi antara sebelum dengan sesudah diskusi sebesar -5.321. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-table pada derajat kebebasan (dk) = 29 dengan alpha (α) = 0,05 yaitu sebesar 2,042. Secara grafis untuk menggambarkan keberadaan nilai t hitung tersebut pada daerah penolakan hipotesis nol adalah :
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
- 2,042 + 2,042
Gambar 4.1
Nilai t-test Variabel Pengetahuan untuk Kelompok Diskusi
Kemudian untuk hasil uji t-test variabel pengetahuan pada kelompok problem solving antara sebelum dengan sesudah perlakuan, sebesar –7,187. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-table pada derajat kebebasan (dk) = 29 dengan alpha (α) = 0,05 yaitu sebesar 2,042. Selanjutnya hasil uji t-test untuk kelompok terakhir yaitu kelompok kontrol memberikan informasi bahwa nilai t hitung sebesar sebesar –1,841. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-table pada derajat kebebasan (dk) = 29 dengan alpha (α) = 0,05 yaitu sebesar 2,042.
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
- 2,042 + 2,042
Gambar 4.2
Nilai t-test Variabel Pengetahuan untuk Kelompok
Problem Solving
2. Sikap
Sikap dalam penelitian ini merupakan respon atau tanggapan responden tentang penyakit Diabetes Mellitus dan penatalaksanaannya, diukur dengan menggunakan Skala Likert berisi empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1). Selanjutnya deskripsi hasil penelitian untuk variabel sikap tercantum pada table berikut ini.
a. Hasil Pre-Test Variabel Sikap
Tabel 4.8
Deskripsi Nilai Sikap Responden Tahap Pre-Test
Diskusi Problem Solving Kontrol
N 30 30 30
Nilai Minimum 45 46 45
Nilai Maksimum 79 80 80
Rata-rata 62.0000 64.0000 63.4667
Standar Deviasi 9.5267 8.7494 9.9749
Berdasarkan hasil pengolahan data, jumlah observasi yang dinyatakan valid (tersedia) yaitu N=30 untuk masing-masing kelompok, atau bisa dikatakan tidak terdapat data yang hilang (missing). Nilai minimum untuk kelompok diskusi adalah 45, nilai maksimum 79 dengan rerata sebesar 62,0000 dan standar deviasi sebesar 9.5267. Kemudian untuk kelompok problem solving, nilai minimumnya sebesar 46, nilai maksimum sebesar 80, mean atau rerata sebesar 64.000 dan standar deviasi 8.7494. Sedangkan untuk kelompok kontrol, nilai minimumnya adalah 45, maksimum sebesar 80, nilai rata-rata 63,4667 dan standar deviasi senilai 9.9749.
Merujuk pada data tabel tersebut bisa diketahui pula bahwa nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi untuk kelompok diskusi dan kontrol adalah sama. Apabila dibandingkan dengan kelompok problem solving maka nilai rerata kelompok diskusi lebih besar dan nilai standar deviasinya lebih kecil.
Hasil uji-t terhadap skor jawaban antara kelompok diskusi dengan problem solving didapatkan nilai –1,980 dengan probabilitas 0,0057 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dari hasil pre-test kelompok diskusi dan problem solving. Dengan kata lain kedua kelompok berangkat dari sikap yang sama mengenai penyakit diabetes mellitus.
b. Hasil Post-Test Variabel Sikap
Tabel 4.9
Deskripsi Nilai Sikap Responden Tahap Post-Test
Diskusi Problem Solving Kontrol
N 30 30 30
Nilai Minimum 49 50 50
Nilai Maksimum 80 80 80
Rata-rata 65.2333 67.5000 65.2000
Standar Deviasi 10.1155 9.6517 9.8380
Berdasarkan data yang tercantum pada tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata untuk kelompok diskusi sebesar 65,2333, sedangkan untuk kelompk problem solving adalah 67.5000 dan kelompok kontrol 65.2000.
Selanjutnya hasil uji t-test untuk varaibel sikap pada kelompok diskusi antara sebelum dengan sesudah diskusi sebesar –2,993. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-table pada derajat kebebasan (dk) = 29 dengan alpha (α) = 0,05 yaitu sebesar 2,042. Sementara itu untuk hasil uji t-test pada kelompok problem solving sebesar –2.968. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-table pada derajat kebebasan (dk) = 29 dengan alpha (α) = 0,05 yaitu sebesar 2,042. Sedangkan untuk kelompok kontrol hasil uji t-test nya menyebutkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar –1,756 dengan nilai signifikansi 0,090. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-table pada derajat kebebasan (dk) = 29 dengan alpha (α) = 0,05 yaitu sebesar 2,042.
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
- 2,042 + 2,042
Gambar 4.4
Nilai t-test Variabel Sikap untuk Kelompok Diskusi
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
- 2,042 + 2,042
Gambar 4.5
Nilai t-test Variabel Sikap untuk Kelompok Problem Solving
D. Perbandingan Efektivitas Metode Diskusi dan Problem Solving terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Sikap Responden
Merujuk pada perbandingan nilai mean antara kelompok diskusi dengan kelompok problem solving di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa metode problem solving yang diterapkan pada pendidikan kesehatan mempunyai efektivitas yang lebih besar dibandingkan metode diskusi. Namun hal ini masih perlu dibuktikan dengan t-test.
Gambar 4.3
Perbandingan Mean Variabel Pengetahuan Kelompok
Diskusi, Problem Solving dan Kontrol
Berdasarkan gambar di atas nampak nilai mean skor jawaban responden untuk pengetahuan pada ketiga kelompok penelitian yaitu kelompok diskusi dan problem solving. Nilai mean terbesar adalah kelompok problem solving, diikuti mean skor jawaban kelompok diskusi dan terakhir kelompok kontrol. Hasil uji t antara hasil post-test kelompok diskusi dengan problem solving didapatkan nilai –3,078 dengan probabilitas = 0,005 < 0,05, yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara peningkatan pengetahuan kelompok problem solving dengan kelompok diskusi sebelum mendapat perlakuan dengan sesudah mendapat perlakuan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi : Pendidikan kesehatan dengan metode pemecahan masalah (problem solving) lebih efektif, dibandingkan metode diskusi terhadap perubahan pengetahuan pasien DM tipe-2 rawat jalan di RSD Sunan Kalijaga kabupaten Demak terbukti benar.
Gambar 4.6
Perbandingan Mean Variabel Sikap Pada Kelompok
Diskusi, Problem Solving dan Kontrol
Berdasarkan gambar 4.6 nampak nilai mean skor jawaban responden untuk sikap pada ketiga kelompok penelitian yaitu kelompok diskusi dan problem solving. Nilai mean terbesar adalah kelompok problem solving, kemudian diskusi dan terakhir kelompok kontrol. Hasil uji t antara hasil post-test kelompok diskusi dengan problem solving didapatkan nilai –-2591 dengan probabilitas = 0,015 < 0,05, yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara perubahan sikap kelompok problem solving dengan kelompok diskusi sebelum mendapat perlakuan dengan sesudah mendapat perlakuan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi : Pendidikan kesehatan dengan metode pemecahan masalah (problem solving) lebih efektif, dibandingkan metode diskusi terhadap perubahan sikap pasien DM tipe-2 rawat jalan di RSD Sunan Kalijaga kabupaten Demak terbukti benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar