Sabtu, 18 Februari 2012

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


A. Definisi Perencanaan Askep

Perencanaan adalah suatu kategori dari prilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan di tetapkan dan intervensi keperawatan di pilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter. 2005) dalam menetapkan perencanaan seorang pereawat perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak yakni klien, keluarga, serta petugas medis lain seperti dokter, ahli farmasi dan nutrisionist.

B. Tahap-Tahap Merencanakan Asuhan Keperawatan

1. Menetapkan prioritas

Penetapan prioritas sangat di butuhkan karena hal ini dapat mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan, kebutuhan, dan keselamatan klien.

Prioritas di klasifikasikan menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah

1) Prioritas tinggi

Prioritas yang berdasarkan diagnosa keperawatan dapat mengakibstksn ancaman bagi klien atau orang lain bila tidak segera di tangani.

2) Prioritas menengah

Prioritas ini mencakup kebutuhan klien non emergency tidak mengancam kehidupan.

3) Prioritas rendah

Mencakup kebutuhan yang tidak secara langsung berhubungan dengan suatu penyakit spesifik

2. Menetapkan tujuan asuhan keperawatan

Tujuan asuhan keperawatan adalah sasaran rang ingin di capai dalam pemberian intervensi terhadap dua tipe tujuan dan harus di capai yakni jangka pendek (diarahkan rencana keperawatan mendesak) dan harus di capai dalam waktu yang relative singkat. Tipe lain adalah tujuan jangka panang yang di capai dalam waktu yang relative lebih lama. Biasanya tujuan jangka panjang berfokus pada pencegahan, pemulangan, rehabilitasi dan pendidikan kesehatan. Dalam menentukan tujuan dan beberapa kriteria yakni sebagai berikut :

1. Berfokus kepada klien. Pernyataan tujuan harus merupakan perilaku klien yang menunjukkan berkurangnya masalah klien. Masalah tersebut telah diidentifikasikan dalam diagnosis keperawatan

2. Jelas dan singkat

3. Dapat diukur dan diobservasi

4. Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang)

5. Realistik untuk kemampuan/kondisi klien dalam waktu seperti yang ditetapkan

6. Realistik untuk tingkat pengalaman dan ketrampilan perawat

7. Ditentukan bersama oleh perawat dan klien

8. Tujuan harus sejalan dan menyokong terapi lain

Tujuan Umum

1. Sebagai alat komunikasi antara sesama anggota perawatan dan antar tim kesehatan lainnya

2. Untuk meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klien

3. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang akan dicapai.

Tujuan administratif

1. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok

2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya

3. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan

4. Menyediakan kriteria klasifikasi klien

Tujuan klinik

1. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan

2. Mengomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang diobservasi dan apa yang dilaksanakan

3. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan

4. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan

Petunjuk Umum dalam Menulis Tujuan

1. Tulislah tujuan dalam istilah yang dapat diukur. Hindari kata-kata : baik, normal, cukup dan perbaikan.

2. Tulislah tujuan dalam istilah `yang dapat dicapai oleh klien`, bukan tindakan keperawatan

3. Tulis tujuan sesingkat mungkin

4. Buat tujuan yang spesifik

5. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan

6. Rencanakan batas waktu untuk pencapaian setiap tujuan. Tulis tanggal tujuan dan tanggal evaluasi.

Secara umum : SMART : Specific, Measurable, Achievable, Reality and Time (singkat, jelas, dapat dimengerti, spesifik, dapat diukur, dapat dinilai, realistis, berdasarkan diagnosis keperawatan dan kriteria waktu tertentu).

3. Menetapkan kriteria hasil asuhan keperawatan

1. Merupakan model atau standar yang digunakan untu membuat keputusan

2. Dinyatakan sebagai hasil, misalnya merupakan perubahan status kesehatan

3. Menentukan apakah tujuan dapat dicapai

4. Menentukan kriteria keberhasilan yang ditentukan, yang mencakup perubahan perilaku, apa yang dilakukan oleh klien dan bagaimana kemampuan klien sebelum mencapai tujuan
Manifestasi terhadap respon manusia : KAPP (Kognitif, Afektif, Psikomotor, dan Perubahan fungsi tubuh)

1) Kognitif : pengetahuan; berdasarkan pengulangan informasi yang telah diajarkan kepada klien.

2) Affektif : mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga terhadap stress yang dihadapi (status emosional)

3) Psikomotor : mengidentifikasi apa yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh klien sebagai hasil dari rencana pengajaran

4) Perubahan fungsi tubuh : sejumlah manifestasi yang dapat diobservasi

Ciri-ciri keberhasilan

1. Berhubungan dengan tujuan

2. Bersifat khusus dan konkrit

3. Hasilnya dapat dilihat, didengar, diraba dan diukur oleh orang lain

4. Dinyatakan dengan istilah yang positif.

4. Menetapkan intervensi

Setelah menerapkan prioritas dan tujuan asuhan keperawatan maka seorang perawat menetapkan intervensi keperawatan yang akan di berikan kepada klien.

5. Menuliskan dan mendokumentasikan perencanaan asuhan keperawatan

Mendokumentasikan perlu di lakukan sebagai bukti dan juga dapat di gunakan sebagai acuan terhadap proses selanjutnya atau perencanaan asuhan keperawatan lain di kemudian hari.

Kriteria dalam penulisan perencanaan, yakni sebagai berikut.

1) Memekai tenaga kerja yang tepat

2) Dapat memodifikasikan

3) Bersifat spesifik

a. Siapa yang akan akan melakukan

b. Apa yang akan di lakukan

c. Dimmana dilakukan

d. Kapan dilakukan

e. Bagaimana melakukan

C. Manfaat membuat perencanaan asuhan keperawatan

Tujuan dan dalam pembuatan perencanaan agar setiap implementasi asuhan keperawatan dapat dilakukan langkah yang tepat dan efisien.

1. Sebagai penghubung kebutuhan klien

2. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan

3. Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkan pengertian yang lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan

4. Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar